(Vibiznews – Commodity) – Harga gula berjangka yang diperdagangkan di bursa komoditas internasional ICE New York yang berakhir hari Jumat (15/02) anjlok ke posisi terburuk 5-pekan sedangkan di ICE London harga gula putih bangkit ke posisi tertinggi 2-pekan.
Harga gula terjun setelah India menaikkan harga jual minimum gula sebesar 6,9%, di bawah ekspektasi untuk kenaikan 10%. Harga gula minimum yang lebih rendah dapat mendorong pabrik gula India untuk menjual sedikit gula di pasar domestik dan berpotensi menambah ekspor gula.
Namun kenaikan harga gula putih berjangka di ICE London secara teknikal dipicu oleh pergerakan harga di atas MA 200-hari. Dan secara fundamental dipicu rally harga minyak mentah yang naik ke posisi tertinggi dala 2 pekan. Selain itu permintaan yang lebih kuat untuk etanol Brasil setelah Unica pada hari Selasa melaporkan bahwa pabrik Brasil menjual 1,83 miliar liter etanol hidro di pasar domestik pada Januari, naik 32,5% y/y dan volume rekor untuk Januari.
Harga gula mentah akhir perdagangan bursa New York sedang turun 0,14 atau 1,10% pada harga $12,61 per lb untuk kontrak berjangka Mei 2019. Namun untuk harga gula putih kontrak Maret yang terpantau di bursa London sekarang sedang naik 9,80 atau 2,95% pada harga $341.80.
Untuk sentimen negatif pada harga gula yaitu laporan Unica pada hari Selasa bahwa produksi gula South-Center Brasil 2018/19 selama Oktober-Jan turun 26,4% pada 26,36 MMT, dengan 35,4% tebu digunakan untuk gula (turun dari 46,9% tahun lalu), dan 64,56% tebu digunakan untuk produksi etanol (naik dari 53,1% tahun lalu).
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga gula di ICE New York berpotensi turun oleh peningkatan dolar AS.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang