(Vibiznews – Commodity) – Perdagangan kopi Arabika di bursa komoditas ICE New York pada akhir perdagangan hari Jumat (15/02) ditutup anjlok parah hingga jatuh ke posisi terendah sepanjang sejarah perdagangan berjangka. Namun harga sedikit naik di ICE London dengan harga kopi Robusta naik ke posisi tertinggi dalam sepekan.
Sentimen yang melemahkan harga kopi Arabika masih seputar pasokan kopi di Brasil yang sedang hujan deras di Minas Gerais, wilayah kopi terbesar di Brasil setelah Somar Meteorologia pada hari Senin melaporkan 46,8 mm hujan di Minas Gerais selama seminggu terakhir, atau naik 100% dari rata-rata historis yang seharusnya meningkatkan tingkat kelembaban tanah dan hasil kopi.
Harga kopi arabika untuk kontrak paling besar yaitu Maret 2019 bursa New York ditutup turun 1,05 atau 1,06% dari posisi perdagangan sebelumnya pada posisi $97,85 per lb dan sempat mencapai posisi terendah di 97.05. Sedangkan harga kopi robusta kontrak bulan Maret naik 1 sen atau 0,07% di posisi $1514 per ton.
Tekanan kuat pada perdagangan kopi yang menurunkan harga kopi Arabika yaitu dari kelompok eksportir CeCafe yang melaporkan ekspor kopi hijau Jan Brasil naik 20% y/y menjadi 3,05 juta kantong, rekor tertinggi untuk bulan Januari. Juga, Organisasi Kopi Internasional (ICO) terakhir melaporkan bahwa ekspor kopi global selama Oktober-Des naik 8,1% y/y menjadi 30,9 juta kantong. Selain itu, persediaan kopi yang dipantau ICE tepat di bawah tinggi 4-1/2 tahun dari 2,489 juta kantong yang diposting pada 23 Januari.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga akhir sesi Amerika esok hari, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga kopi arabika dapat naik secara teknikal sehingga dapat terjadi aksi bargain hunting.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang