(Vibiznews – Commodity) – Harga gula berjangka yang diperdagangkan di bursa komoditas internasional ICE New York yang berakhir hari Rabu (20/02) bergerak lebih tinggi pada pada level tertinggi 1 bulan sedangkan di ICE London harga gula putih bangkit ke posisi tertinggi 3-pekan.
Kenaikan harga gula cukup signfikan tersebut karena kekhawatiran pasokan setelah Federasi Nasional Koperasi Gula Factor Ltd. pada hari Selasa memproyeksikan bahwa produksi gula India 2019/20 akan turun setidaknya 5% y/y ke level terendah 3-tahun 30 MMT.
Sentimen positif lainnya yang mengangkat harga yaitu kenaikan harga minyak mentah pada hari Selasa ke level tertinggi 3 bulan karena harga minyak mentah yang lebih tinggi adalah positif untuk harga etanol dan mungkin mendorong pabrik gula Brasil untuk mengalihkan lebih banyak tebu yang dihancurkan ke arah produksi etanol daripada produksi gula , sehingga mengurangi persediaan gula.
Selain itu, Petrobras juga menaikkan harga grosir bensin Brasil pada hari Selasa menjadi 1,5970 real/liter dari 1,5581 real/liter, yang positif untuk harga etanol. Untuk rally harga gula putih memperoleh beberapa dukungan teknis setelah kontrak Jumat lalu bergerak di atas MA 200-hari.
Harga gula mentah akhir perdagangan bursa New York sedang naik 0,23 atau 1,77% pada harga $13,35 per lb untuk kontrak berjangka Mei 2019. Namun untuk harga gula putih kontrak Maret yang terpantau di bursa London sekarang sedang naik 1,30 atau 0,36% pada harga $359.10.
Harga gula di Amerika jatuh ke level terendah 5-minggu Kamis lalu setelah India menaikkan harga jual minimum gula sebesar 6,9%, di bawah ekspektasi untuk kenaikan 10%. Harga gula minimum yang lebih tinggi dapat mendorong pabrik gula India untuk menjual lebih banyak gula di pasar domestik dan berpotensi mengurangi ekspor gula dan pasokan global.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga gula di ICE New York berpotensi naik kembali oleh kenaikan harga minyak mentah.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang