(Vibiznews – Commodity) – Setelah sempat menyentuh harga tertinggi dalam 10-bulan di $1346,80 pada hari Rabu, harga emas yang terpantau pada pasar Amerika hari Jumat (22/02) tiba-tiba anjlok parah dan menghapus keuntungan perdagangan sebelumnya. Harga emas anjlok oleh kuatnya yield obligasi AS sekalipun mendapat dukungan dari ambruknya saham Wall Street.
Harga emas spot atau LLG yang terpantau di pasar komoditas Amerika anjlok $13,91 atau 1,05% menjadi $1322,88 dan di sesi Eropa sempat mencapai posisi $1341.41. Demikian juga harga emas kontrak berjangka untuk bulan April 2019 anjlok $20,75 atau 1,54% ke posisi $1327.15.
Kenaikan tajam yang terjadi pada yield obligasi AS pada jelang penutupan pasar obligasi hari ini menjadi pendorong utama di balik penurunan harga emas. Imbal hasil obligasi 10-tahun bertahan naik 1,7% pada hari ini di 2,697%, menunjukkan bahwa investor tidak tertarik pada aset safe-haven tradisional.
Sementara itu dari sisi yang positif bagi perdagangan safe haven, indeks ekuitas utama bursa Amerika di Wall Street sedang alami tekanan jual yang cukup signifikan merespon buruknya beberapa rilis data ekonomi makro.
Kenaikan imbal hasil obligasi memberikan dukungan kepada dolar dan membantu indeks dolar AS untuk mulai memulihkan kerugian mingguannya terlepas dari rilis data ekonomi makro yang lemah sehingga menekan harga emas. Saat ini terpantau indeks dolar AS naik 0,20% menjadi 96,24.
Dari banyak data ekonomi yang dirilis hari ini, hanya data klaim pengangguran mingguan yang cukup mendukung dolar dengan turun 23.000 menjadi 216.000. Sedangkan data lainnya memberikan tekanan seperti data pesanan barang tahan lama naik 1,2% pada bulan Desember yang lebih rendah dari 1,5% diharapkan, data Philly Fed Manufacturing Index merosot ke -4.1 di Februari dari posisi 17 di bulan Januari, indeks flash PMI Manufaktur turun ke 53,7 pada bulan Februari yang lebih rendah dari 54,7 yang diharapkan dan data penjualan rumah yang ada turun 1,2% pada bulan Januari.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang