(Vibiznews – Commodity) – Harga gula mentah berjangka yang diperdagangkan di bursa komoditas internasional ICE New York yang berakhir hari Selasa (26/02) anjlok ke posisi terendah sepekan. Demikian juga harga gula putih di bursa ICE London anjlok ke posisi terendah 2 pekan.
Anjloknya harga gula karena melemahnya harga minyak mentah dimana harganya turun tajam ke level terendah 1-minggu setelah Presiden Trump tweeted bahwa OPEC menjaga harga terlalu tinggi. Harga minyak mentah yang lebih rendah memotong harga etanol, yang dapat mendorong pabrik gula Brasil mengalihkan lebih banyak tebu ke arah produksi gula daripada produksi etanol, sehingga meningkatkan pasokan gula.
Tekanan harga gula lainnya datang dari proyeksi Safras & Mercado bahwa produksi gula 2019/20 di Center-South Brasil, wilayah penghasil gula terbesar di negara itu, akan naik 5,7% menjadi 28 MMT.
Harga gula mentah akhir perdagangan bursa New York sedang turun 0,30 atau 2,26% pada harga $13,10 per lb untuk kontrak berjangka Mei 2019. Namun untuk harga gula putih kontrak Maret yang terpantau di bursa London sekarang sedang turun 9,00 atau 2,50% pada harga $350.50.
Namun terdapat sentimen positif untuk perdagangan gula adalah proyeksi dari Federasi Nasional Koperasi Gula Ltd India bahwa produksi gula India 2019/20 akan turun setidaknya 5% y/y ke level terendah 3-tahun 30 MMT.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga gula di ICE New York berpotensi turun lagi oleh proyeksi retreat harga minyak mentah hari ini.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang