(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah pada perdagangan komoditas akhir sesi Asia hari Selasa (26/02) kembali tertekan mengikuti suramnya perdagangan sebelumnya yang jatuh ke posisi terendah dalam sepekan. Sentimen negatif hari ini juga masih berlanjut.
Harga minyak mentah perdagangan awal pekan secara mengejutkan anjlok lebih dari 3 persen lebih yang memangkas keuntungan selama sepekan setelah melalui media sosial Presiden AS Donald Trump meminta OPEC untuk memudahkan upayanya untuk meningkatkan pasar.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS kini berada di posisi 55.26 atau turun 0,58 persen dari perdagangan sebelumnya setelah dibuka pada posisi 55.53. Harga minyak WTI sebelumnya anjlok 3,1 persen. Demikian dengan harga minyak mentah berjangka internasional Brent sedang turun 2 sen atau 0,31 persen ke posisi $ 64,48 per barel yang merupakan harga terendah sejak 14 Februari.
Presiden AS Donald Trump pada hari Senin menyatakan keprihatinan tentang harga minyak dan mengulangi seruan sebelumnya pada Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menjaga harga minyak stabil. Peringatan ini bisa membawa beban lebih berat, dengan para legislator AS membangkitkan kembali sebuah RUU yang akan membuat organisasi tunduk pada undang-undang antimonopoli di AS.
Presiden Trump berusaha untuk menurunkan harga lebih rendah, sanksi oleh Amerika Serikat terhadap eksportir minyak Iran dan Venezuela telah berkontribusi pada kenaikan baru-baru ini.
Untuk pergerakan harga minyak mentah WTI selanjutnya secara teknikal, analyst Vibiz Research memperkirakan harga minyak berusaha merangkak naik menuju 55.68 dan jika tembus lanjut ke resisten kuatnya di 56.74 – 57.90. Namun jika turun kembali harganya akan meluncur ke 55.00 dan jika tembus meluncur ke support kuatnya di 54.53 – 53.49.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang