(Vibiznews – Commodity) – Perdagangan kopi berjangka di bursa komoditas internasional bergerak mixed dengan harga kopi Arabika di ICE New York anjlok ke posisi terendah dalam 6 bulan dan harga kopi Robusta di bursa ICE London justru naik ke posisi tertinggi dalam hampir 1 bulan perdagangan.
Harga kopi Arabika anjlok parah akibat melemahnya mata uang Rreal Brasil terhadap dolar yang memberikan tekanan karena real yang lebih lemah mendorong ekspor dari produsen kopi Brasil. Selain itu, hujan yang melimpah di Brasil juga menekan harga kopi setelah Somar Meteorologia pada Senin melaporkan curah hujan di Minas Gerais, wilayah penanaman kopi arabika terbesar di Brasil, 53 mm dalam sepekan terakhir, atau naik 139% dari rata-rata historis.
Sentimen positif yang mengangkat harga kopi Robusta di bursa ICE London adalah proyeksi dari kantor cuaca provinsi Vietnam terakhir Jumat lalu bahwa hujan di Dataran Tinggi Tengah Vietnam, wilayah penghasil kopi terbesar di negara itu, akan lebih rendah dari rata-rata historis meskipun akhir bulan ini.
Harga kopi arabika untuk kontrak paling besar yaitu Maret 2019 bursa New York ditutup turun 3,05 atau 3,05% dari posisi perdagangan sebelumnya pada posisi $93,55 per lb. Sedangkan harga kopi robusta kontrak bulan Mei ditutup flat atau sama dengan perdagangan sebelumnya pada $1538 per ton.
Kenaikan harga kopi Robusta mendapat hambatan dari pasokan robusta saat meningkat di Vietnam sebagai produsen robusta terbesar di dunia, setelah sebelumnya Departemen Umum Bea Cukai Vietnam melaporkan bahwa ekspor kopi Vietnam Jan naik 19,4% m/m dan 41,1% y/y menjadi 183.693 MT.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga akhir sesi Amerika esok hari, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga kopi arabika dapat naik kembali secara teknikal oleh bargain hunting pasar.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang