(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah pada perdagangan komoditas akhir sesi Asia hari Kamis (28/02) merosot terseret oleh melemahnya output pabrik di China dan Jepang serta rekor output minyak mentah AS, meskipun pasar dengan optimisme pemotongan pasokan yang dipimpin oleh OPEC.
Harga minyak mentah berjangka internasional atau minyak Brent berada di $66,29 per barel yang telah turun 29 sen, atau 0,44 persen dari penutupan terakhir mereka. Demikian harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di $56,88 per barel yang turun 12 sen atau 0,19 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Aktivitas pabrik di China, importir minyak terbesar di dunia menyusut untuk bulan ketiga berturut-turut di bulan Februari yang jatuh ke level terendah tiga tahun, menyoroti celah yang semakin dalam pada ekonomi yang menghadapi permintaan yang terus-menerus lemah di dalam dan luar negeri. Demikian juga di Jepang, output pabrik mencatat penurunan terbesar dalam setahun di Januari karena perlambatan China mempengaruhi seluruh kawasan.
Perdagangan sebelumnya harga minyak naik melambung tinggi oleh sentimen penurunan pasokan minyak mentah yang dilaporkan EIA. Mengikuti laporan API kemarin, laporan EIA mingguan hari ini mengungkapkan bahwa stok minyak mentah di AS menurun 8,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 18 Februari dibandingkan dengan perkiraan meningkat 3,6 juta barel.
Untuk pergerakan harga minyak mentah WTI selanjutnya secara teknikal, analyst Vibiz Research memperkirakan harga minyak sedang turun menuju support kuatnya di 56.10 – 55.00. Namun jika naik kembali harganya akan mendaki ke resisten kuatnya di 57.60 – 58.390.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang