(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah pada perdagangan komoditas akhir sesi Asia hari Selasa (05/03) sama dengan harga pembukaan yang dibuka lebih tinggi dari perdagangan sebelumnya. Harga minyak sempat bergerak kuat namun turun lagi oleh pemberitaan Cina memangkas target pertumbuhan ekonomi 2019.
Pemangkasan target pertumbuhan negara ekonomi ternesar kedua dunia tersebut meredupkan prospek permintaan bahan bakar, meskipun upaya yang dipimpin OPEC untuk memangkas produksi masih menawarkan beberapa dukungan.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di $56,26 per barel yang turun 29 sen atau 0,6 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya. Demikian juga harga minyak mentah berjangka Brent turun 29 sen, atau 0,44 persen pada posisi $65,33 per barel.
Pertumbuhan permintaan minyak telah melambat seiring dengan perlambatan ekonomi, terutama di Eropa dan Asia. China menargetkan pertumbuhan ekonomi 6,0 hingga 6,5 persen pada 2019, turun dari pertumbuhan 6,6 persen yang dilaporkan tahun lalu, yang merupakan terendah dalam beberapa dekade.
Dalam perdagangan minyak mentah hari ini terdapat sentimen positif dari pernyataan Menteri Energy Rusia bahwa mereka mampu mencapai penurunan harian rata-rata dalam produksi minyak berdasarkan perjanjian OPEC sebesar 228.000 barel pada akhir Maret.
Untuk pergerakan harga minyak mentah WTI selanjutnya secara teknikal, analyst Vibiz Research melihat harga minyak akan naik menuju resisten kuatnya di 57.10 – 58.30. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan turun menuju support kuatnya di 56.00 – 55.25.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang