Harga Minyak Dunia Dilemahkan Buruknya Data Ekonomi Negara Besar

801

(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah pada perdagangan komoditas  sesi Eropa hari Senin (18/03) kembali merosot di tengah kekhawatiran bahwa penurunan ekonomi dapat mengurangi konsumsi bahan bakar, tetapi pasar minyak mentah masih didukung oleh pemotongan pasokan yang dipimpin oleh kelompok produsen OPEC dan sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela.

Harga minyak mentah berjangka patokan internasional Brent berada di $67,03 per barel yang turun 24 sen atau 0,36 persen dari penutupan sebelumnya, pekan lalu harga berhasil mencapai posisi tertinggi sepanjang tahun 2019 di posisi $68,14 per barel.

Harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di $58,39 per barel yang turun 24 sen atau 0,46 persen dari penutupan sebelumnya, pekan lalu harga berhasil mencapai posisi tertinggi sepanjang tahun 2019 di posisi $58,95.

Sentimen kekhawatiran ekonomi global datang dari laporan output manufaktur AS yang turun untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan Februari, sebagai tanda bahwa ekonomi terbesar dunia telah melambat pada kuartal pertama. Di Asia, ekspor Jepang turun untuk bulan ketiga berturut-turut di bulan Februari sebagai tanda tumbuhnya tekanan dari melambatnya permintaan global.

Meskipun demikian, harga minyak telah naik sekitar seperempat sejak awal tahun di tengah sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela, dan pemotongan produksi Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya  seperti Rusia  yang telah berjanji untuk menahan 1,2 juta barel per hari.

Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pada hari Jumat lalu bahwa pihaknya memperkirakan pasar minyak berada dalam defisit moderat dari kuartal kedua 2019. Kunci untuk keseimbangan penawaran dan permintaan adalah Amerika Serikat, di mana produksi minyak mentah telah melonjak sekitar 2 juta barel per hari selama setahun terakhir, sebagian besar berkat booming di darat dalam pengeboran formasi serpih.

Jumlah pengeboran rig untuk produksi minyak baru di Amerika Serikat telah jatuh pada 2019, dan mencapai level terendah sejak April 2018 pada laporan minggu lalu, di 833 rig yang beroperasi. Namun  produksi minyak mentah AS masih meningkat pada awal 2019, mencapai rekor 12,1 juta barel per hari (bph) pada Februari, data dari Administrasi Informasi Energi (EIA).

Untuk pergerakan harga minyak mentah WTI selanjutnya secara teknikal, analyst Vibiz Research melihat  pergerakan harga minyak akan berada pada posisi supportnya di 58.06 – 57.27. Namun jika terjadi pergerakan positif akan naik menuju posisi resistennya  di  59.00 – 60.20.

 

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here