(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia bergerak naik lagi, bersama dengan bursa kawasan Asia yang menanjak dengan keputusan the Fed yang tidak akan menaikkan suku bunganya di tahun ini. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0.99% ke level 6,525.274. Untuk minggu berikutnya (25-29 Maret 2019), IHSG kemungkinan akan agak tertahan di fase konsolidasi namun tetap berpotensi melayang menembus resistant terdekatnya, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6567 dan kemudian 6581, sedangkan support level di posisi 6419 dan kemudian 6339.
Mata uang rupiah secara mingguan menguat 0.66% ke level 14,165, sementara dollar di pasar global sempat tertekan oleh bertahannya suku bunga the Fed di tahun ini. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,335 dan 14,380, sementara support di level Rp14,058 dan Rp Rp13,960.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data CB Consumer Confidence pada Selasa malam; disambung dengan rilis Final GDP q/q pada Kamis malam; berikutnya data Core PCE Price Index m/m pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German Ifo Business Climate pada Senin sore; diikuti dengan rilis pidato Presiden ECB Draghi pada Rabu sore; dititup dengan data Final GDP q/q Inggris pada Jumat sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis pengumuman RBNZ Rate Statement pada Rabu pagi yang diperkirakan bertahan di level 1.75%; dilanjutkan dengan pidato Gubernur RBNZ Orr pada Jumat subuh.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum fluktuatif dan terakhirnya menanjak setelah dollar melepaskan diri dari tekanan pernyataan the Fed yang dovish di tengah kekhawatiran atas ancaman resesi dunia, dimana indeks dolar AS secara mingguan menguat ke 96.54. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap dollar terpantau melemah tipis ke 1.1301. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1447 dan kemudian 1.1514, sementara support pada 1.1176 dan 1.1118.
Poundsterling minggu lalu terlihat melemah terbatas ke level 1.3206 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3379 dan kemudian 1.3471, sedangkan support pada 1.2960 dan 1.2772. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah tajam ke level 109.90. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 111.91 dan 112.14, serta support pada 109.56 serta level 108.51. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah terbatas ke level 0.7081. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7294 dan 0.7393, sementara support level di 0.7004 dan 0.6992.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia berakhir umumnya menguat didongkrak rilis keputusan the Fed yang tidak akan menaikkan suku bunganya di tahun ini. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 21610. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 21870 dan 22695, sementara support pada level 20935 dan lalu 20850. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 29113. Minggu ini akan berada antara level resistance di 29486 dan 30012, sementara support di 28201 dan 27502.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau agak mixed dan melemah di akhir pekan di tengah kekhawatiran pasar terhadap prospek melemahnya ekonomi global bahkan risiko resesi dunia, dengan S&P 500 membukukan loss harian terburuknya sejak Januari. Indeks Dow Jones secara mingguan melemah ke level 25498.14, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 26236 dan 26535, sementara support di level 24878 dan 24321. Index S&P 500 minggu lalu masih menguat ke level 2854.40, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2894 dan 2939, sementara support pada level 2787 dan 2722.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menanjak dengan merebaknya kekhawatiran investor global terhadap risiko resesi dunia yang mendongkrak permintaan aset safe haven, sehingga harga emas spot menguat ke level $1313.06 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1332 dan berikut $1346, serta support pada $1292 dan $1276.
Dinamika harga instrumen investasi ternyata bergerak begitu aktif, bahkan selama 24 jam dalam 5 sampai 6 hari perdagangan. Buat banyak investor retail lokal tidak mungkin untuk terus memantau pergerakan harga secara non-stop. Dalam situasi seperti ini, akan terasa manfaatnya dari online trading system. Inilah sistem investasi di mana kita dapat pasang order terlebih dahulu, yaitu dengan program yang telah di-setting dan design sebelumnya. Begitu banyak metode dan teknik untuk trading profit. Kalau Anda mau belajar lebih jauh, ikuti terus Vibiznews.com. Semua serba investasi ada di situ. Mari, terus maju bersama Vibiznews.com untuk keuntungan investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido