Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah pada akhir perdagangan sesi Asia hari Jumat (29/03) bergerak rally didorong oleh pengurangan pasokan yang sedang berlangsung yang dipimpin oleh negara produsen OPEC dan sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela. Harga minyak sekarang sedang menuju posisi kenaikan harga minyak secara kuartal pertama kalinya sejak 2009.
Harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di $59,71 per barel yang naik 26 sen atau 0,4 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya. Secara mingguan harga minyak juga bersiap cetak penguatan 4 pekan berturut.
Demikian harga minyak berjangka acuan internasional atau minyak Brent naik 36 sen atau 0,5 persen, pada $ 68,30 per barel. Secara mingguan minak berjangka Brent akan naik 1,7 persen untuk minggu ini dan akan naik 27 persen untuk kuartal pertama.
Untuk kedua minyak mentah kontrak berjangka, kuartal pertama 2019 adalah kuartal dengan kinerja terbaik sejak kuartal kedua 2009 ketika keduanya naik sekitar 40 persen terhadap kuartal sebelumnya.
Harga minyak banyak mendapat keuntungan di tahun 2019 oleh upaya Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu tidak terafiliasi seperti Rusia yang telah berjanji untuk menahan sekitar 1,2 juta barel per hari (bpd) pasokan tahun ini untuk menopang pasar.
Namun pengurangan oleh OPEC + bukan satu-satunya alasan kenaikan harga minyak tahun ini, penyebab lainnya adalah sanksi AS terhadap eksportir minyak dan anggota OPEC Iran dan Venezuela. Meskipun harga melonjak, kekhawatiran tentang permintaan minyak masa depan muncul di tengah tanda-tanda mengkhawatirkan ekonomi global dapat bergerak ke dalam resesi.
Hari Kamis lalu, Presiden AS Donald Trump menulis dalam sebuah posting di Twitter bahwa sangat penting OPEC untuk meningkatkan aliran minyak. Pasar dunia sedang rapuh dan harga minyak menjadi terlalu tinggi.
Pemimpin de-facto OPEC, Arab Saudi, mendukung pemotongan selama setahun penuh sementara Rusia, yang hanya enggan bergabung dengan perjanjian, terlihat kurang tertarik untuk terus menahan diri melampaui September.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah WTI diperkirakan bergerak dalam kisaran resistance $59,77- $60,10, dan jika bergerak sebaliknya akan turun dalam kisaran support $58,56-$57,78.
Jul Allens, Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting