(Vibiznews – Commodity) – Harga gula mentah berjangka yang diperdagangkan di bursa komoditas internasional ICE New York yang berakhir hari Selasa (09/04) turun dari posisi tinggi 3 pekan . Demikian juga untuk harga gula putih di bursa ICE London turun ke posisi terendah 2 pekan.
Harga gula lebih rendah setelah Federasi Pabrik Gula India melaporkan bahwa output gula di Maharashtra, wilayah penghasil gula terbesar kedua di India, naik 3,7% y/y menjadi 10,5 MMT selama 1 Oktober-1 April. Juga, data Rabu terakhir dari Gula Thailand Millers Corp menunjukkan bahwa produksi gula Thailand 2018/19 naik menjadi 13,92 MMT dan mungkin naik menjadi 14,3 MMT, naik 3,7% y/y, karena musim penghancuran Thailand diperkirakan akan berakhir pada pertengahan April.
Namun penurunan gula terbatas setelah harga minyak mentah naik ke tertinggi baru 5 bulan. Harga minyak mentah yang lebih kuat mendukung gula karena harga minyak mentah yang lebih tinggi menguntungkan harga etanol dan dapat mendorong pabrik-pabrik gula Brasil mengalihkan lebih banyak penghancuran tebu ke arah produksi etanol daripada produksi gula, sehingga mengurangi pasokan gula.
Harga gula mentah kontrak bulan Mei akhir perdagangan bursa New York ditutup turun 0,19 poin atau 1,49% pada harga $12,57 per lb. Demikian untuk harga gula putih kontrak bulan Mei yang terpantau di bursa London ditutup turun 4,10 poin atau 1,24% pada harga $326.20.
Sentimen positif untuk gula adalah kekhawatiran tanaman gula India setelah Skymet Weather Services Pvt meramalkan bahwa musim hujan Juni-September India, yang menghasilkan lebih dari 70% curah hujan tahunan negara itu, akan di bawah normal tahun ini karena pola cuaca El Nino.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga gula di ICE New York berpotensi rebound oleh kuatnya harga minyak mentah.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang
