(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa ICE New York dan berakhir pada hari Rabu (10/04) kembali rally dan naik ke posisi tertinggi sepanjang tahun 2019. Demikian juga untuk harga kakao di bursa ICE London naik tipis dan masih dibawah posisi tertinggi 8-1/2 tahun.
Harga kakao di New York pulih dari kerugian awal dan naik ke posisi tertinggi 3-1/4 bulan oleh anjloknya posisi dolar AS ke level terendah 1-1/2 minggu yang mendorong terjadinya aksi bargain hunting. Sebelumnya harga kakao dibuka lebih rendah setelah data menunjukkan output kakao yang kuat di Afrika Barat.
Pantai Gading, produsen kakao terbesar di dunia, melaporkan bahwa petani Pantai Gading mengirim 1,706 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober-7 April, naik 14,1% dari waktu yang sama tahun lalu. Dewan Kakao Ghana, Jumat lalu juga melaporkan bahwa pembelian kakao dari petani Ghana (produsen kakao terbesar kedua di dunia) untuk 25 minggu pertama panen (5 Oktober hingga 28 Maret) naik 5,5% y/y menjadi 693.685 MT.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Maret di ICE New York ditutup naik 16 poin atau 0,66 persen pada posisi $2430 per ton. Untuk harga kakao berjangka kontrak bulan Maret bursa London ditutup naik 9 poin atau 0,50% berada pada posisi 1804 pound per ton.
Kenaikan harga kakao di bursa ICE London dipengaruhi oleh posisi kurs poundsterling yang melemah terhadap dolar AS, pasalnya perdagangan kakao di ICE London menggunakan denominasi poundsterling.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga kakao di ICE New York berpotensi retreat oleh fundaemntalnya, demikian juga pada harga kakao di London akan lemah lagi oleh kuatnya kurs poundsterling sebagai denominasi ICE London.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang