(Vibiznews – Commodity) – Harga gula mentah berjangka yang diperdagangkan di bursa komoditas internasional ICE New York yang berakhir hari Selasa (23/04) retreat dari harga tertinggi 1-1/2 bulan yang dicapai awal sesi. Namun untuk gula putih di bursa ICE London tidak diperdagangkan karena libur paskah.
Harga gula mentah melemah oleh profit taking pasar setelah awal sesi naik ke posisi tertinggi 1-1/2 bulan merespon harga minyak mentah yang melonjak ke tertinggi 5-3/4 bulan. Selain itu juga mendapat dukungan dengan naiknya harga etanol hydrous Brasil Kamis lalu naik menjadi 1,9846 real per liter, tertinggi sejak data dimulai pada 2000.
Sentimen positif untuk gula New York datang dari Unica Selasa lalu melaporkan bahwa produksi gula 2018/19 Brazil Center-South turun 26,5% y/y pada 26,5 MMT selama 1 Oktober-31 Maret, dengan persentase tebu yang dihancurkan untuk gula turun menjadi 35,2% dari 45,5% tahun lalu dan persentase tebu dihancurkan untuk produksi etanol hingga 64,8% dari 53,5% tahun lalu. Juga, peneliti Marex Spectron Rabu lalu memperkirakan bahwa produksi gula India 2019/20 akan turun 9,2% y/y menjadi 29,8 MMT pada cuaca kering.
Harga gula mentah kontrak bulan Juli akhir perdagangan bursa New York ditutup turun 0,21 poin atau 1,62% pada harga $12,37 per lb setelah sempat awal sesi berada di posisi tertinggi dalam 1 bulan pada posisi $13.05.
Posisi harga gula putih berjangka London berpotensi naik kembali dengan dukungan proyeksi Kamis lalu dari proyeksi FAS USDA bahwa output gula 2019/20 Thailand, terbesar keempat di dunia, akan turun -2% y/y menjadi 13,9 MMT.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga gula di ICE New York berpotensi naik kembali oleh kuatnya harga minyak mentah.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang