(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa ICE New York dan berakhir pada hari Rabu (24/04) kembali ambruk masuki hari ketiga berturut ke posisi terendah 3 pekan. Demikian juga untuk harga kakao di bursa ICE London retreat dari rekor tinggi pekan lalu.
Harga kakao tertekan oleh laporan output kakao yang kuat dari Pantai Gading dan Ghana. Data hari Selasa menunjukkan bahwa petani Pantai Gading mengirim 1,80 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober-21 April, naik 16,1% dari waktu yang sama tahun lalu. Dewan Kakao Ghana melaporkan Kamis lalu bahwa pembelian kakao dari petani Ghana selama 26 minggu pertama panen (5 Oktober hingga 4 April) naik 6,2% y/y hingga 698.553 MT.
Faktor negatif lain untuk kakao adalah curah hujan yang cukup di Afrika Barat yang menguntungkan tanaman kakao di Pantai Gading dan Ghana setelah citra satelit dari Pusat Prediksi Iklim AS menunjukkan curah hujan normal hingga di atas normal di Afrika Barat selama 7-13 April. Pasokan saat ini kuat karena stok kakao yang disimpan di gudang yang dipantau ICE tepat di bawah 7 bulan tertinggi dari 4,327 juta kantong mulai 1 April.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Juli di ICE New York ditutup turun 50 poin atau 2,13 persen pada posisi $2292 per ton. Untuk harga kakao berjangka kontrak bulan Juli bursa London ditutup turun 33 poin atau 1.97% berada pada posisi 1846 pound per ton.
Harga kakao memiliki dukungan positif dari permintaan global yang kuat dimana Asosiasi Pengusaha Amerika Utara Kamis lalu melaporkan bahwa penggiling kakao Q1 Amerika Utara naik 2,0% y/y menjadi 121.129 MT, lebih kuat dari ekspektasi tidak berubah. Asosiasi Kakao Asia melaporkan hari Rabu lalu bahwa penggiling kakao Asia Q1 melonjak 9,5% y/y menjadi 208.388 MT, jauh di atas konsensus kenaikan 4% y/y dan peningkatan Q1 terbesar sejak data dimulai pada 2011. Eropa Cocoa Association melaporkan Selasa lalu bahwa penggiling kakao Q1 Eropa naik 3,3% y/y menjadi 370.359 MT, lebih kuat dari konsensus kenaikan 1,8% y/y.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga kakao di ICE New York berpotensi rebound secara teknikal, demikian juga pada harga kakao di London oleh posisi lemahnya kurs poundsterling sebagai denominasi ICE London.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang