(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa ICE New York dan berakhir pada hari Kamis (25/04) turun lagi masuki hari keepat berturut ke posisi terendah 4 pekan. Demikian juga untuk harga kakao di bursa ICE London pada level terendah 3 minggu.
Sentimen negatif datang dari carry-over dari data output kakao yang kuat pada hari Selasa dari Pantai Gading, produsen kakao terbesar di dunia, terus mendorong penjualan dana dalam berjangka kakao.
Data hari Selasa menunjukkan bahwa petani Pantai Gading mengirim 1,80 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober-21 April, naik 16,1% dari waktu yang sama tahun lalu. Dewan Kakao Ghana melaporkan Kamis lalu bahwa pembelian kakao dari petani Ghana selama 26 minggu pertama panen (5 Oktober hingga 4 April) naik 6,2% y/y hingga 698.553 MT.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Juli di ICE New York ditutup turun 44 poin atau 1,92 persen pada posisi $2248 per ton. Untuk harga kakao berjangka kontrak bulan Juli bursa London ditutup turun 25 poin atau 1.44% berada pada posisi 1829 pound per ton.
Faktor negatif lain untuk kakao adalah curah hujan yang cukup di Afrika Barat yang menguntungkan tanaman kakao di Pantai Gading dan Ghana setelah citra satelit dari Pusat Prediksi Iklim AS menunjukkan curah hujan normal hingga di atas normal di Afrika Barat selama 7-13 April. Pasokan saat ini kuat karena stok kakao yang disimpan di gudang yang dipantau ICE tepat di bawah 7 bulan tertinggi dari 4,327 juta kantong mulai 1 April.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga kakao di ICE New York berpotensi rebound secara teknikal, demikian juga pada harga kakao di London oleh posisi lemahnya kurs poundsterling sebagai denominasi ICE London.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang