Market Outlook, 29 April – 3 May 2019

1477

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia bergerak tertekan oleh aksi jual investor asing bersama dengan penurunan rupiah, sementara bursa kawasan Asia cenderung merosot juga dipimpin kawasan China. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 1.63% ke level 6,401.080. Untuk minggu berikutnya (29 April – 3 Mei 2019), IHSG kemungkinan akan mencoba rebound bertahap karena sudah di area oversold, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6516 dan kemudian 6636, sedangkan support level di posisi 6321 dan kemudian 6302.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS secara mingguan melemah 0.80% ke level 14,188, sementara dollar di pasar global menguat mendekati level 2 tahun tertingginya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,195 dan 14,255, sementara support di level Rp13,960 dan Rp Rp13,885.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data CB Consumer Confidence pada Selasa malam; disambung dengan rilis ADP Non-Farm Employment Change dan ISM Manufacturing PMI pada Rabu malam; berikutnya pengumuman Federal Funds Rate dan FOMC Statement pada Kamis dini hari yang diperkirakan bertahan di level <2.50%; diakhiri dengan data Non-Farm Employment Change dan Unemployment Rate pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Manufacturing PMI Inggris pada Rabu sore; diikuti dengan rilis MPC Official Bank Rate Votes Inggris dan pengumuman Official Bank Rate MPC pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level 0.75%, serta pidato Gubernur BOE Carney pada Kamis malam; ditutup dengan data Core CPI Flash Estimate y/y Eropa pada Jumat sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Manufacturing PMI China pada Selasa pagi; disambung dengan rilis Caixin Manufacturing PMI China pada Kamis pagi.

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum menguat sempat mendekati level 2 tahun tertingginya karena kuatnya pertumbuhan ekonomi AS, namun di akhir pekan tertahan oleh data inflasi AS yang soft, dimana indeks dolar AS secara mingguan menguat ke 97.35. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap dollar terpantau melemah ke 1.1149. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1323 dan kemudian 1.1447, sementara support pada 1.1109 dan 1.0922.

Poundsterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.2911 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3268 dan kemudian 1.3379, sedangkan support pada 1.2865 dan 1.2772. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah tipis ke level 111.56.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 112.40 dan 112.66, serta support pada 110.84 serta level 109.72. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7038. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7207 dan 0.7294, sementara support level di 0.6989 dan 0.6981.

 

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia berakhir umumnya umumnya melemah dipimpin kawasan China karena investor khawatir akan dipangkasnya paket stimulus ekonomi. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 22185. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 22360 dan 22695, sementara support pada level 21570 dan lalu 20910. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 29605. Minggu ini akan berada antara level resistance di 30280 dan 31221, sementara support di 28532 dan 28435.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau cenderung menguat oleh kuatnya rilis data GDP kuartal pertama AS. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 26536.78, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 26691 dan 26947, sementara support di level 26058 dan 25573. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2938.96, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2940 dan 2975, sementara support pada level 2851 dan 2784.

 

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau berakhir melemah oleh sempat menanjaknya dollar ke level hampir dua tahun tertingginya, sehingga harga emas spot melemah ke level $1285.42 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1323 dan berikut $1346, serta support pada $1280 dan $1276.

 

Pasar investasi, kadang demikian, suatu saat seperti terpuruk. Situasi tersebut kadang membuat investor gamang kapan untuk entry atau exit di pasar. Mau masuk, takut merosot lagi. Mau keluar, siapa tahu nanti pasar rebound. Tidak keluar, jangan-jangan profit bisa berbalik loss. Di sinilah perlunya analisis pasar, baik teknikal maupun fundamental. Kalau Anda masih kurang menguasainya, Anda harus belajar. Biaya belajar itu adalah sebuah investasi. Return-nya pasti lebih tinggi dan berdampak jangka panjang. Sekali lagi: jangan lupa belajar, dan belajar terus! Sukses bagi investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here