(Vibiznews – Commodity) – Harga gula mentah berjangka yang diperdagangkan di bursa komoditas internasional ICE New York yang berakhir hari Selasa (30/04) ) ditutup lebih rendah untuk hari ketiga ke posisi terendah 1 bulan. Demikian juga harga gula putih di bursa ICE London anjlok masuki hari ketiga ke posisi terendah 1 pekan.
Harga gula tertekan oleh anjloknya Real Brasil terhadap dolar karena real yang lebih lemah mendorong penjualan ekspor oleh produsen gula Brasil. Pekan lalu harga gula sempat tembus tertinggi 1 bulan di tengah permintaan yang kuat untuk etanol Brasil setelah Unica melaporkan total penjualan Brasil untuk etanol hidro melonjak 25,6% y/y pada paruh pertama April menjadi 1,18 miliar liter.
Permintaan yang kuat untuk etanol Brasil meningkatkan prospek peningkatan produksi etanol di Brasil, yang dapat mengurangi pasokan gula global. Harga etanol hydrous Brasil pada 18 April naik menjadi 1,9846 real per liter, tertinggi sejak data dimulai pada 2000. Unica Kamis lalu juga melaporkan produksi gula yang lebih kecil di Brasil ketika produksi gula Tengah-Selatan 2019/20 merosot -52% y/y di paruh pertama April hingga 340 MT. Juli NY gula naik ke tertinggi 1-3 / 4 bulan Senin lalu pada prospek pasokan gula global yang lebih kecil.
Harga gula mentah kontrak bulan Juli akhir perdagangan bursa New York ditutup turun 0,32 poin atau 2,53% pada harga $12,33 per lb. Namun untuk harga gula putih kontrak bulan Agustus yang terpantau di bursa London ditutup turun 5,50 poin atau 1,62% pada harga $334.50.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga gula di ICE New York berpotensi rebound oleh kuatnya harga minyak mentah dan Real Brasil.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang