(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa ICE New York dan berakhir pada hari Jumat (03/05) rebound kuat dari pelemahan 2 hari berturut. Demikian untuk harga kakao di bursa ICE London naik mendekati posisi tertinggi 9-1/2 bulan yang dicapai sebelumnya.
Harga kakao bergerak lebih tinggi merespon kondisi kering di Pantai Gading berdasarkan data dari Pusat Prediksi Iklim AS yang menunjukkan curah hujan di bawah rata-rata di Pantai Gading selama 21-27 April. Namun, kenaikan harga kakao dibatasi oleh produksi kakao yang kuat di Afrika Barat.
Data pemerintah Pantai Gading pada hari Senin menunjukkan bahwa petani kakao Pantai Gading mengirim 1,84 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober-28 April, naik 15,7% dari waktu yang sama tahun lalu. Selain itu, persediaan saat ini berlimpah setelah gudang yang dipantau ICE naik ke tertinggi 7-3/4 bulan dari 4,432 juta kantong.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Juli di ICE New York ditutup naik 59 poin atau 2.55 persen pada posisi $2374 per ton. Untuk harga kakao berjangka kontrak bulan Juli bursa London ditutup naik 26 poin atau 1,47 persen berada pada posisi 1798 pound per ton.
Harga kakao memiliki dukungan mendasar dari permintaan global yang kuat dengan laporan yang dirilis pada bulan April yang menunjukkan bahwa konsumsi kakao pada Q1 naik sebesar 2,0% y/y menjadi 121,129 MT di Amerika Utara, sebesar 3,3% y/y menjadi 370,359 MT di Eropa, dan oleh 9,5% y/y ke 208.388 MT di Asia.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga kakao berpotensi retreat oleh laporan pasokan kuat di Pantai Gading dan juga gudang ICE.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang