(Vibiznews – Commodity) – Harga kopi Arabika berjangka di bursa komoditas internasional New York pada penutupan perdagangan Jumat (03/05) bangkit dari posisi terendah 2 pekan. Namun harga kopi Robusta di bursa ICE London terjun bebas di posisi terburuk sepanjang kontrak baru di luncurkan.
Rebound harga kopi terjadi oleh aksi bargain hunting, namun secara fundamental masih lemah yang terlihat dalam laporan Organisasi Kopi Internasional (ICO) pada hari Rabu bahwa ekspor kopi global 2018/19 selama Oktober-Mar naik 4,1% per tahun menjadi 63,15 juta kantong. Sentimen ini juga yang anjlokkan harga kopi Robusta.
Di sisi positifnya, persediaan kopi saat ini telah turun tajam selama sebulan terakhir karena persediaan kopi yang dipantau oleh ICE turun ke level terendah 6-bulan pada 2,439 juta kantong pada hari Selasa, jauh di bawah tinggi 2,503 juta kantong dari 4-3/4 tahun dari tanggal 25 Maret.
Kemudian faktor bullish lainnya untuk harga kopi arabika adalah laporan Senin dari Somar Meteorologia bahwa curah hujan di Minas Gerais, wilayah pertumbuhan kopi arabika terbesar di Brasil, adalah 4,7 mm dalam sepekan terakhir atau hanya 36% dari rata-rata historis.
Harga kopi arabika untuk kontrak paling besar yaitu bulan Juli 2019 bursa New York ditutup naik 0,45 poin atau 0,49% dari posisi perdagangan sebelumnya pada posisi $91.55 per lb. Sedangkan harga kopi robusta kontrak bulan Juli ditutup turun 12 poin atau 0,87% dari perdagangan sebelumnya pada $1336 per ton.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga akhir sesi Amerika esok hari, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga kopi arabika masih berpotensi lemah oleh laporan ICO dan juga pelemahan mata uang Real Brasil.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang