(Vibiznews – Commodity) – Harga gula mentah berjangka yang diperdagangkan di bursa komoditas internasional ICE New York yang berakhir hari Selasa (07/05) ditutup terjun ke level terendah 7-bulan. Namun untuk gula putih di bursa ICE London tidak diperdagangkan karena libur publik.
Harga gula ICE New York semakin parah anjloknya oleh penurunan tajam harga minyak mentah Juni WTI ke level rendah 1-1/4 bulan oleh ancaman tarif Cina hari Minggu oleh Presiden Trump.
Faktor bearish lain untuk harga gula adalah anjloknya Ral Brasil ke level terendah 1 minggu terhadap dolar, yang mendorong penjualan ekspor oleh produsen gula Brasil. Harga gula sudah defensif setelah ramalan Jumat lalu oleh Asosiasi Pabrik Gula India (ISMA) bahwa produksi gula India 2018/19 akan naik 1,5% y/y menjadi 33 MMT.
Juga, pasokan gula melimpah setelah Kementerian Perdagangan Brasil melaporkan Kamis lalu bahwa ekspor gula Brazil Apr melonjak 24% y/y menjadi 1,26 MMT. Akhirnya, perkiraan Rabu lalu dari FAS USDA adalah bearish untuk harga gula karena itu memperkirakan bahwa produksi gula UE 2019/20 akan meningkat sebesar 7% y y menjadi 19,375 MMT.
Harga gula mentah kontrak bulan Juli akhir perdagangan bursa New York ditutup melemah tajam sebesar 0,13 poin atau 1,08% pada harga $11,88 per lb. Namun untuk gula putih kontrak bulan Agustus yang terpantau di bursa London tidak diperdagangkan karena bursa libur publik.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga gula di ICE New York rebound secara teknikal dan proyeksi kenaikan harga minyak mentah.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang