(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa ICE New York dan berakhir pada hari Selasa (14/05) turun dari posisi rally awal sesi. Demikian juga harga kakao di bursa ICE London retreat dari posisi tinggi 3 hari perdagangan.
Harga kakao terpangkas dan ditutup lebih rendah di tengah kuatnya produksi kakao di Afrika Barat. Data dari pemerintah Pantai Gading Senin menunjukkan bahwa petani kakao Pantai Gading mengirim 1,90 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober-12 Mei, naik 18,8% dari waktu yang sama tahun lalu.
Juga, data dari Dewan Kakao Ghana menunjukkan pembelian kakao dari petani Ghana selama 29 minggu pertama panen (5 Oktober hingga 25 April) naik 4,3 % y/y hingga 717.605 MT. Selain itu, persediaan kakao di gudang yang dipantau ICE naik ke level tertinggi 8-1/2 bulan Kamis lalu dari 4,529 juta kantong.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Juli di ICE New York ditutup turun 25 poin atau 1.08 persen pada posisi $2287 per ton. Untuk harga kakao berjangka kontrak bulan Juli bursa London ditutup turun 8 poin atau 0.4% ke posisi $1702 per ton.
Harga Kakao dibuka lebih tinggi pada kondisi kering di Pantai Gading oleh laporan Pusat Prediksi Iklim AS menunjukkan curah hujan di bawah rata-rata di Pantai Gading selama 5-11 Mei. Harga kakao juga memiliki dukungan mendasar dari permintaan global yang kuat dengan laporan yang dirilis pada bulan April yang menunjukkan bahwa konsumsi kakao pada Q1 naik sebesar + 2,0% y/y menjadi 121,129 MT di Amerika Utara, sebesar 3,3% y menjadi 370,359 MT di Eropa, dan oleh + 9,5% y/y ke 208.388 MT di Asia.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga kakao berpotensi turun kembali oleh laporan pasokan di Afrika Barat.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang