(Vibiznews – Commodity) – Harga gula mentah berjangka yang diperdagangkan di bursa komoditas internasional ICE New York yang berakhir hari Selasa (14/05) ditutup naik namun masih dibawah tertinggi sepekan. Demikian juga untuk harga gula putih di bursa ICE London rebound di kisaran posisi terendah 7 bulan.
Harga gula bergerak lebih tinggi setelah Somar Meteorologia memperkirakan hujan terus-menerus minggu ini di daerah-daerah penghasil gula Brasil yang mungkin menunda panen tebu negara itu. Namun kenaikan dibatasi oleh anjloknya harga minyak mentah.
Harga gula Jumat lalu sempat membukukan tertinggi 1 minggu setelah data dari Unica menunjukkan produksi gula Brasil Center-South 2019/20 untuk paruh kedua April turun 32,7% y/y di 1,035 MMT, dan produksi etanol turun 15,2% y/y pada 1,491 juta liter. Positif lain untuk gula adalah perkiraan Rabu lalu dari F.O. Licht bahwa pasokan gula global akan bergeser ke defisit 1,7 MMT pada 2019/20 dari surplus 400.000 MT pada 2018/19.
Harga gula mentah kontrak bulan Juli akhir perdagangan bursa New York ditutup naik 0.12 poin atau 1.02% dari perdagangan sebelumnya pada harga $11,84 per lb. Demikian juga untuk harga gula putih kontrak bulan Agustus yang terpantau di bursa London ditutup naik 2,8 poin atau 0.87% dari perdagangan sebelumnya di 326.40 per lb.
Namun terdapat sentimen negatif lainnya untuk harga gula adalah penurunan uang Real Brasil ke level terendah 2 minggu terhadap dolar, yang mendorong penjualan ekspor oleh produsen gula Brasil.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga gula di ICE New York dapat turun lagi oleh proyeksi berlanjutnya pelemahan Real Brasil.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang