(Vibiznews-Commodity) – Harga minyak mentah yang diperdagangkan pada sesi Asia hari Rabu (15/05) bergerak lemah setelah data dari API yang diawasi dengan cermat menunjukkan kenaikan mengejutkan dalam stok minyak mentah AS, tetapi dibatasi oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Harga minyak berjangka Amerika atau West Texas Intermediate (WTI) berada di $61,22 per barel, yang turun 44 sen atau 0,79% dari penutupan perdagangan sebelumnya. Demikian minyak mentah berjangka acuan internasional atau minyak Brent turun 30 sen atau 0,42% berada di $70,90 per barel.
Persediaan minyak mentah AS secara tak terduga naik minggu lalu, sementara bensin dan persediaan sulingan meningkat, data dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) yang dilaporkan beberapa jam lalu.
Namun sebelumnya harga minyak mendapat dukungan setelah Arab Saudi pada hari Selasa mengatakan drone bersenjata menghantam dua stasiun pompa minyaknya, dua hari setelah sabotase tanker minyak di dekat Uni Emirat Arab, sementara militer AS mengatakan siap untuk kemungkinan ancaman yang akan segera terjadi pada AS.
Serangan itu terjadi dengan latar belakang ketegangan AS-Iran menyusul keputusan Washington bulan ini untuk mencoba memangkas ekspor minyak Iran menjadi nol dan meningkatkan kehadiran militernya di Teluk dalam menanggapi apa yang dikatakannya sebagai ancaman Iran.
Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada hari Selasa mengatakan bahwa permintaan dunia akan minyaknya akan lebih tinggi dari yang diharapkan tahun ini karena pertumbuhan pasokan dari saingan termasuk produsen serpih AS melambat, menunjuk ke pasar yang lebih ketat jika kelompok eksportir menahan diri dari meningkatkan output.
Untuk perdagangan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak WTI selanjutnya dapat turun menuju posisi support di 60.63 – 59.35. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan kembali naik ke resisten 62.04 – 63.16.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang