(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa ICE New York dan berakhir pada hari Rabu (15/05) bangkit dari posisi terendah 1-1/2 bulan. Demikian dengan harga kakao di bursa ICE London bangkit dari posisi terendah 1 bulan.
Harga kakao pada hari Rabu pulih dari posisi terendah dan ditutup lebih tinggi karena kondisi kering di Pantai Gading memicu aksi bargain hunting. Data dari Pusat Prediksi Iklim AS menunjukkan curah hujan di bawah rata-rata di Pantai Gading selama 5-11 Mei.
Awal sesi sempat anjlok ke level terendah 1-1/2 bulan karena kuatnya produksi kakao di Afrika Barat. Data dari pemerintah Pantai Gading Senin menunjukkan bahwa petani kakao Pantai Gading mengirim 1,90 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober-12 Mei, naik 18,8% dari waktu yang sama tahun lalu.
Juga, data hari Rabu dari Dewan Kakao Ghana menunjukkan bahwa produksi kakao di Ghana, produsen kakao terbesar kedua di dunia, kuat karena pembelian kakao dari petani Ghana selama 30 minggu pertama panen (5 Oktober hingga 2 Mei) naik 5,5% y/y hingga 726.130 MT.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Juli di ICE New York ditutup naik 28 poin atau 1.22 persen pada posisi $2321 per ton. Untuk harga kakao berjangka kontrak bulan Juli bursa London ditutup naik 17 poin atau 1.01% ke posisi $1697 per ton.
Harga kakao memiliki dukungan kuat dari permintaan global yang kuat dengan laporan yang dirilis pada bulan April yang menunjukkan konsumsi kakao pada Q1 naik sebesar + 2,0% y/y menjadi 121,129 MT di Amerika Utara, sebesar 3,3% y/y menjadi 370,359 MT di Eropa, dan oleh 9,5% y/y ke 208.388 MT di Asia.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga kakao berpotensi turun kembali oleh laporan pasokan di Afrika Barat.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang



