(Vibiznews – IDX) – Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara telah mengumumkan pada hari Rabu (23/02) bahwa pemerintah membatasi pergerakan media sosial untuk sementara waktu pasca ricuh yang terjadi di Jakarta tanggal 21-22 Mei setelah KPU umumkan hasil Pilpres 2019.
Namun pembatasan pengiriman konten dari beberapa media sosial di Indonesia tidak akan mengganggu pergerakan pasar keuangan dalam negeri seperti perdagangan bursa saham Indonesia. Sehingga penyebab anjloknya perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan hari Selasa (22/05) terpengaruh sentimen investor asing menjual banyak saham merespon ketegangan yang sedang terjadi di Jakarta.
Karena pasca pembatasan pergerakan konten beberapa sosial media seperti Facebook, Facebook Messanger, Whatsapp dan juga Telegram, perdagangan saham hari Kamis (23/05) justru bergerak sangat kuat dan naik cukup signifikan. Dari pergerakan saham yang terjadi hari ini terlihat sentimen pasar tidak terpengaruh oleh kerusuhan 22 Mei ataupun pembatasan sosial media di Indonesia.
Terpantau pada akhir perdagangan saham Indonesia, indeks bursa berhasil mencetak posisi diatas 6000 setelah mundur dari posisi tersebut selama 2 pekan perdagangan. IHSG ditutup menguat 1,57 persen ke posisi 6032.69.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pemerintah memutuskan membatasi pergerakan medsos untuk menekan hoaks karena aksi demo 22 Mei. Dengan pembatasan unggahan dan unduhan foto dan video ini akan memperlambat penyebaran hoaks dari foto dan video. Sebab penyebaran hoaks lewat unggahan foto dan video sangat cepat mempengaruhi opini dan emosi seseorang.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang