(Vibiznews-Commodity) – Mengakhiri perdagangan komoditas sesi Amerika Selasa (28/05) dini hari tadi, harga minyak naik lebih dari 1% didukung oleh ketegangan di Timur Tengah serta gangguan minyak mentah lanjutan dari Rusia setelah masalah kontaminasi ditemukan bulan lalu.
Harga minyak Brent atau minyak mentah berjangka acuan internasional ditutup pada posisi $70,11, yang naik $1,42, atau 2,07% dari perdagangan sebelumnya setelah turun sekitar 4,5% pekan lalu. Demikian harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 59 sen atau 1% menjadi $59,24 per barel.
Untuk harga minyak Brent sangat terpengaruh dengan pengurangan output oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, ditambah dengan yang dihasilkan dari sanksi AS kepada beberapa negara produsen. Oleh sentimen ini harga minyak Brent sudah naik sekitar 29% tahun ini.
Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran, dengan pengumuman pemerintah AS pada hari Jumat bahwa mereka akan mengerahkan lebih banyak pasukan ke Timur Tengah, meningkatkan prospek gangguan pasokan.
Selain itu produksi minyak Rusia terus turun bulan ini, dua sumber industri mengatakan kepada media, ekspor menurun pasca kejadian pengiriman melalui pipa Druzhba ke Eropa ditemukan terkontaminasi pada bulan April.
Sentimen yang terjadi di Timur Tengah dan Rusia tersebut membantu mendongkrak harga minyak, dikarenakan memperketat pasar oleh kekhawatiran penurunan pasokan global. Sebelumnya pengurangan pasokan yang dipimpin OPEC, sanksi AS terhadap anggota OPEC Iran dan Venezuela telah mengurangi pasokan global.
Untuk perdagangan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak WTI selanjutnya dapat turun menemui posisi support di 58.30 – 57.74. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan mendaki ke resisten 59.40 – 60.85.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang


