(Vibiznews – Index) Bursa Saham AS bergerak mixed dengan sebagian besar lemah setelah pada awal bergerak naik pada hari Selasa (28/05) di tengah kekhawatiran perdagangan setelah komentar Presiden AS Donald Trump.
Indeks Dow Jones Industrial Average menghapus kenaikan lebih dari 100 poin untuk diperdagangkan 10 poin lebih rendah.
Indeks S&P 500 juga melayang tepat di bawah garis datar.
Indeks Nasdaq tetap 0,2% lebih tinggi, meskipun turun dari sesi tinggi.
Trump mengatakan pada Senin bahwa AS tidak siap untuk membuat kesepakatan dengan China, sebelum menambahkan dia berharap satu saat di masa depan. Trump juga mengatakan tarif impor China bisa naik secara substansial.
Komentar Trump muncul setelah komentar di surat kabar yang dikelola pemerintah China Xinhua mengisyaratkan China tidak akan tunduk pada tuntutan A.S. untuk mengubah ekonomi yang dikelola negara. AS telah menyuarakan keprihatinan atas perusahaan-perusahaan yang dikelola negara dan penyerahan paksa atas kekayaan intelektual.
Ketegangan perdagangan antara AS-China meningkat awal bulan ini karena kedua negara menaikkan tarif barang miliaran dolar masing-masing. Ketegangan yang meningkat telah mendorong S&P 500 turun lebih dari 4% pada Mei hingga penutupan Jumat.
Saham bank turun secara luas di tengah suku bunga yang lebih rendah. Goldman Sachs turun hampir 1% sementara Citigroup dan J.P. Morgan Chase keduanya turun 0,2%. Morgan Stanley dan Wells Fargo juga tergelincir.
Sementara itu Saham Tesla turun 0,1% setelah seorang pejabat China mengatakan China akan memprioritaskan permintaan domestik untuk logam tanah jarang. Logam-logam ini digunakan untuk membangun aki mobil Tesla.
Dalam berita perusahaan, saham Fiat Chrysler naik lebih dari 6% di tengah berita bahwa perusahaan itu sedang mencari merger dengan produsen mobil Prancis Renault. Sementara itu, Total Systems Services naik lebih dari 5% setelah setuju untuk bergabung dengan Global Payments.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Wall Street cenderung bergerak lemah dengan masih berlanjutnya ketegangan perdagangan AS-China dan masih belum adanya sentimen kuat yang dapat memberi penguatan.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting