(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa ICE New York dan berakhir pada hari Kamis (30/05) alami pelemahan 2 hari berturut oleh aksi profit taking pasar. Demikian dengan harga kakao di bursa ICE London masih bergerak lemah setelah sebelumnya retreat dari puncak tinggi 10 bulan.
Harga kakao jatuh kembali dikarena pergerakan dolar AS yang lebih kuat terhadap semua mata uang dunia lainnya sehingga memperlancar aksi profit taking pasca kenaikan harga di posisi tinggi 10-1/2 bulan akhir pekan lalu.
Selain itu juga tertekan sentimen laporan pemerintah Pantai Gading pada hari Senin bahwa petani kakao Pantai Gading mengirim 1.965 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober-26 Mei, naik 17,7% dari waktu yang sama tahun lalu. Juga, data dari Dewan Kakao Ghana menunjukkan petani Ghana selama 32 minggu pertama panen (5 Oktober hingga 16 Mei) naik 3,0% y/y menjadi 743.935 MT.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Juli di ICE New York ditutup turun 13 poin atau 0,49 persen pada posisi $2426 per ton. Untuk harga kakao berjangka kontrak bulan Juli bursa London ditutup turun 2 poin atau 0,11% ke posisi $1773 per ton.
Di sisi negatif lainnya perdagangan kakao adalah persediaan kakao saat ini berlimpah setelah persediaan kakao di gudang ICE-dimonitor naik ke tertinggi 9-1/2 bulan dari 4,631 juta kantong.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga kakao kakao di ICE London diwaspadai akan rebound oleh proyeksi pelemahan dolar AS.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang