Strategi Investasi yang Patut Diambil Usai Libur Panjang

1337
Pasar Modal Indonesia Masih Menunjukkan Penguatan Di tengah Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Global

(Vibiznews – Column)Volatilitas pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang fluktuatif berakhir manis pada perdagangan terakhir sebelum libur panjang Lebaran. IHSG menyentuh level terendah 2019 pada 17 Mei lalu pada 5.826,87, turun 5,93% sejak awal tahun. Tapi, dua pekan terakhir perdagangan hingga 31 Mei, IHSG melonjak 6,56% dan menutup bulan Mei di level 6.209,12 dengan kenaikan sejak awal tahun sebesar 0,24%. Analyst Vibiz memperkirakan, IHSG akan menguat di kisaran 6.100-6.220 pada perdagangan perdana usai libur, Senin (10/6).

Lonjakan IHSG terutama terjadi di pekan lalu. IHSG menguat dengan aliran dana asing yang besar karena sentimen peringkat dari Standard and Poor’s (S&P) yang menaikkan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil. Dengan peringkat ini Indonesia lebih mantap masuk ke satu level di atas investment grade.

Outlook stabil mencerminkan pandangan S&P bahwa kebijakan konstruktif di Indonesia akan mendukung prospek pertumbuhan ekonomi di masa mendatang. “Melihat kebijakan Indonesia yang stabil dan pengaturan fiskal yang hati-hati, kami percaya profil kredit secara keseluruhan meningkat,” ungkap S&P dalam pengumuman pemeringkatan Jumat pekan lalu.

Hal ini tentunya merupakan kabar baik bagi investor di pasar modal. Dengan peringkat investment grade tersebut banyak aliran dana asing yang akan masuk untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Bagi investor lokal, investasi apa yang menarik untuk dilakukan pada saat usai libur panjang lebaran?

Sebelumnya, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Dari sisi eksternal, ada  dua faktor yang mempengaruhi pasar modal yaitu kekhawatiran kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan efek perang dagang Amerika dan China, sehingga banyak bank sentral negara emerging market yang menurunkan suku bunga acuannya karena yield inversion dari US Treasury Bonds akan meningkat. Bahkan anggota otoritas moneter di Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, hari Senin (3/6) mengungkapkan kemungkinan pemangkasan bunga dalam waktu dekat. Presiden The Fed St Louis, James Bullard, menyatakan, otoritas moneter perlu segera merespon memanasnya hubungan dagang AS-China serta inflasi AS.

Kecenderungan penurunan suku bunga secara global, seperti ini merupakan momentum yang bagus bagi investor untuk melakukan investasi.

Kenapa ini momentum yang bagus?

Pada saat suku bunga akan turun maka harga obligasi cenderung akan naik karena suku bunga dan harga obligasi berbanding terbalik.  Demikian pula halnya dengan indeks harga saham dan reksadana.

Sehingga jika kita memutuskan untuk investasi saat ini dalam obligasi, harga obligasi akan cenderung meningkat sehingga hal ini akan menguntungkan bagi investor. Untuk obligasi sebaiknya berinvestasi di obligasi jangka pendek dan jangka menengah karena risiko tidak sebesar jika kita berinvestasi dalam jangka panjang.

Untuk investasi dengan periode lebih panjang sebaiknya lakukan investasi di instrumen saham, karena dalam jangka panjang return tentunya lebih besar karena laba korporasi yang lebih baik. Sektor yang diuntungkan adalah sektor perbankan seperti BRI, BCA dan BNI, telekomunikasi seperti XL dan Telkom, dan consumer seperti semen dan gas distribution. Semen karena terkait dengan gencarnya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah saat ini, dan property karena BI sudah melonggarkan aturan LTV sehingga mempermudah kredit property sehingga sektor property dan konstruksi menjadi incaran untuk dikoleksi sahamnya.

Untuk investasi jangka panjang, alternatif lainnya adalah reksadana saham yang patut dikoleksi saat ini, karena ketidakpastian masih akan bergulir sementara secara fundamental ekonomi domestik akan membaik. Reksadana saham diperkirakan akan naik sesuai dengan proyeksi kenaikan IHSG ke depannya.

Demikian analisa dan masukan bagi para investor, namun semua itu tetap harus dikaitkan dengan profil risiko dari masing-masing investor.

 

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting 
Editor : Asido Situmorang

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here