(Vibiznews-Commodity) – Harga minyak mentah dunia yang anjlok tajam ke level terendah sejak bulan Januari, bangkit kembali mengikuti keuntungan pada perdagangan saham oleh pemberitaan pemerintahan Trump dapat menunda tarif impor Meksiko. Namun jika melihat pergerakan harga sempat bergerak flat karena sentimen tetap lemah di tengah kekhawatiran pertumbuhan pasokan.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS berada di posisi $53,18 per barel yang menguat $1,50 atau membukukan kenaikan 2,9% dari perdagangan sebelumnya. Demikian juga harga minyak patokan internasional berjangka alias minyak mentah Brent naik $1,67 atau 2,8%, pada $62,30 per barel.
Pada perdagangan hari sebelumnya, kedua harga minyak ini mencapai level terendah sejak pertengahan Januari di $59,45 dan $50,60 masing-masing, setelah produksi minyak mentah AS mencapai rekor tertinggi baru dan stok mencapai rekor tertinggi sejak Juli 2017.
Tanda-tanda perlambatan kegiatan ekonomi global telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dipicu oleh ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina, dua konsumen energi teratas dunia. Kemudian ditambah dengan ancaman tarif impor Meksiko yang akan berlaku tanggal 10 Juni.
Namun terdapat sebuah pemberitaan media massa yang menunjukkan AS sedang mempertimbangkan menunda tarif untuk barang impor Meksiko. Meksiko mendorong lebih banyak waktu untuk bernegosiasi di tengah kekhawatiran kedua pihak tidak akan mencapai kesepakatan tentang semua langkah yang perlu dilakukan Meksiko untuk menghentikan aliran migran sebelum batas waktu Senin.
Untuk perdagangan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak WTI selanjutnya berusaha naik mendaki ke resisten 53.60 – 54.55. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan menemui posisi support di 51.60 – 50.05.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang