Market Outlook, 10-14 June 2019

1784

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia dalam libur panjang Idul Fitri satu pekan setelah sempat tercatat melompat 5,93% dalam dua minggu berturut-turut, terutama juga setelah S&P merilis kenaikan peringkat utang Indonesia ke BBB menjelang libur, sementara bursa kawasan Asia cenderung menguat oleh ekspektasi tren penurunan suku bunga global. Secara mingguan –sebelum libur- IHSG ditutup menguat tajam 2.92% ke level 6,209.117. Untuk minggu berikutnya (10-14 Juni 2019), IHSG kemungkinan masih dalam sentimen positif yang kuat walau akan ada profit taking pendek yang berupaya masuk pasar, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6310 dan kemudian 6456, sedangkan support level di posisi 6033 dan kemudian 5918.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS secara mingguan –juga sebelum libur- melejit 0.87% ke level 14,275, terutama setelah kenaikan peringkat utang dari S&P ke BBB dirilis, sementara dollar di pasar global cenderung melemah oleh ekspektasi investor akan datangnya pemangkasan suku bunga the Fed. Sebagai catatan, rupiah di pasar global akhir minggu menguat ke level 14,260. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,435 dan 14,530, sementara support di level Rp14,173 dan Rp14,043.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core PPI m/m pada Selasa malam; disambung dengan rilis Core CPI m/m pada Rabu malam; berikutnya data Core Retail Sales m/m dan Prelim UoM Consumer Sentiment pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data GDP m/m dan Manufacturing Production m/m Inggris pada Senin sore; diikuti dengan rilis Average Earnings Index 3m/y Inggris pada Selasa sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Unemployment Australia pada Kamis pagi; disambung dengan rilis Industrial Production y/y China pada Jumat pagi.

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum melemah ke level 2 bulan terendahnya oleh ekspektasi pasar akan adanya pemangkasan suku bunga the Fed ditambah rilis data tenaga kerja AS yang di bawah prediksi, dimana indeks dolar AS secara mingguan mencatat minggu terburuknya sejak Desember dan melemah ke 96.57. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap dollar terpantau menguat ke 1.1332. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1390 dan kemudian 1.1447, sementara support pada 1.1206 dan 1.1108.

Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.2735 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2811 dan kemudian 1.3039, sedangkan support pada 1.2558 dan 1.2476. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah terbatas ke level 108.17.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 109.93 dan 110.68, serta support pada 107.76 serta level 106.87. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat tipis ke level 0.7001. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7048 dan 0.7069, sementara support level di 0.6900 dan 0.6864.

 

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat setelah ECB menyatakan berencana menunda kenaikan suku bunganya tahun depan. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat ke level 20885. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 21298 dan 22190, sementara support pada level 20290 dan lalu 20205. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat tipis ke level 26965. Minggu ini akan berada antara level resistance di 27490 dan 28428, sementara support di 26672 dan 26575.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat dengan rendahnya data penambahan tenaga kerja di AS yang semakin membangkitkan harapan investor akan adanya penurunan suku bunga the Fed, secepatnya pada Juli nanti.  Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 25983.89, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 26471 dan 26684, sementara support di level 24680 dan 24321. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2873.34, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2891 dan 2937, sementara support pada level 2728 dan 2681.

 

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau berakhir melejit tajam ke level 14 minggu tertingginya oleh merosotnya dollar dengan ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga the Fed, sehingga harga emas spot menguat ke level $1340.09 per troy ons. Ini membukukan minggu terbaiknya dalam 3 tahun terakhir. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1355 dan berikut $1364, serta support pada $1319 dan $1274.

 

 

Ada sejumlah indikator data ekonomi kerap menjadi penggerak pasar, sementara sebagian data ekonomi lainnya sepertinya tidak berdampak terhadap harga di pasar investasi. Kadang seorang investor individual terkecoh dengan pilihan dan analisis fundamental data ekonomi. Hal itu dapat dimengerti kalau tidak mempelajari situasi pasar sebelumnya.  Demikianlah, fluktuasi pasar dan data perlu dipelajari hubungan dan kaitannya. Kalau Anda mengalami kesulitan mempelajari dan melihat contohnya, lihat saja Vibiznews.com. Sejumlah data lengkap dengan analisis seketikanya langsung tersaji tiap kali rilis berita ekonomi penting diumumkan. Itu akan memberikan gambaran arah pasar selanjutnya. Begitulah, kami ada hanya untuk sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Pada kesempatan ini, perkenankan kembali disampaikan bagi pembaca yang merayakannya: Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H, mohon maaf lahir dan batin.

 

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here