(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa ICE New York pada perdagangan hari Jumat (21/06) pulih kembali dari posisi terendah 10 hari perdagangan sebelumnya. Namun untuk harga kakao di bursa ICE London bangkit dari posisi terendah 9 hari.
Perdagangan sebelumnya harga kakao turun ke posisi terendah 1-1/2 minggu di tengah prakiraan cuaca untuk kondisi yang lebih kering di Afrika Barat, yang seharusnya mengurangi kekhawatiran banjir dan memungkinkan petani mengirimkan biji kakao mereka ke pelabuhan.
Produksi kakao tetap solid karena data hari Senin dari pemerintah Pantai Gading menunjukkan bahwa petani kakao Pantai Gading mengirim 2.065 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober – 16 Juni, naik 16,7% dari waktu yang sama tahun lalu. Produksi kakao juga tetap kuat di Ghana setelah data dari Dewan Kakao Ghana Selasa lalu menunjukkan bahwa pembelian kakao dari petani Ghana selama 33 minggu pertama panen (5 Oktober hingga 23 Mei) naik 4,0% y/y menjadi 751.185 MT.
Sentimen positif perdagangan hari ini dipengaruhi oleh wabah baru-baru ini dari virus bengkak di Ghana yang menyebabkan biji kakao lebih kecil dan mengurangi hasil setelah Dewan Kakao Ghana pada 28 Mei mengatakan bahwa mereka mungkin perlu memotong perkiraan tanaman kakao Ghana 2018/19 menjadi 800.000 MT dari pandangan sebelumnya 850.000 MT.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Juli di ICE New York ditutup naik 19 poin atau 0,78 persen pada posisi $2464 per ton. Namun untuk harga kakao berjangka kontrak bulan Juli bursa London ditutup naik 12 poin atau 0,66% ke posisi $1824 per ton.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga kakao di ICE berpotensi kuat terus oleh sentimen wabah virus kakao.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang
