(Vibiznews-Commodity) – Harga minyak mentah yang terjun dari posisi harga tertinggi sepekan perdagangan sebelumnya, bergerak rebound di tengah perdagangan sesi Asia hari Kamis (25/07) yang ditopang oleh sentimen ketegangan di Timur Tengah. Sedangkan sebelumnya jatuh karena banyak tanda-tanda perlambatan pertumbuhan global.
Harga minyak mentah berjangka Brent yang juga acuan internasional naik 6 sen menjadi $63,24 per barel setelah turun 1% semalam yang jatuh untuk pertama kalinya dalam empat sesi. Demikian juga harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 16 sen, atau 0,3% pada $55,99 per barel setelah turun 1,6% pada sesi sebelumnya.
Sentimen di pasar minyak semakin suram karena investor khawatir perlambatan pertumbuhan ekonomi global akan melemahkan permintaan minyak. Terlihat dari laporan indeks PMI di Amerika Serikat dan Eropa yang lebih lemah dari diharapkan, mengkonfirmasikan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di tengah perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina.
Menentang kekhawatiran itu adalah ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah menyusul penyitaan sebuah kapal tanker berbendera Inggris di Teluk oleh pasukan Iran pekan lalu. Penasihat militer untuk pemimpin tertinggi Iran pada hari Rabu mengatakan bahwa setiap perubahan status Selat Hormuz yang Teheran lindungi, akan membuka pintu ke konfrontasi yang berbahaya.
Sementara itu, Inggris memperoleh dukungan awal dari Perancis, Italia dan Denmark untuk rencananya untuk misi angkatan laut yang dipimpin Eropa untuk memastikan pengiriman minyak yang aman di Teluk. Swedia mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya mengadakan pembicaraan dengan Iran, Inggris dan lainnya mengenai kapal tanker yang disita, yang dimiliki Swedia.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang



