(Vibiznews-Commodity) – Harga minyak mentah sedang turun di perdagangan sesi Asia hari Senin (29/07) karena investor cemas atas prospek pertumbuhan ekonomi global, sementara pembicaraan akhir pekan antara Iran dan negara-negara besar berakhir dengan catatan positif secara umum, menunjukkan berkurangnya ketegangan di Timur Tengah.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 23 sen atau 0,4% pada $63,23 per barel setelah pekan lalu harga naik 1,6%. Demikian harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 9 sen atau 0,2%, menjadi $56,11 per barel setelah perdagangan pekan lalu naik 1% minggu lalu.
Pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat melambat kurang dari yang diharapkan pada kuartal kedua dengan booming dalam belanja konsumen, memperkuat prospek konsumsi minyak. Tetapi pertumbuhan di luar AS melambat lebih cepat, sebagian karena dampak perang dagang AS-Cina.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi global ini akan memangkas permintaan minyak mentah yang merugikan pasar minyak mentah. Menurunnya permintaan minyak mentah juga terlihat dari lesunya penjualan mobil di seluruh dunia.
Investor juga sedang fokus pada pertemuan bank sentral utama – termasuk Federal Reserve AS, yang diperkirakan akan menurunkan suku bunganya. Pekan ini terdapat 2 pertemuan moneter bank sentral utama yaitu Fed dan juga BOE, dimana pekan ini mereka diperkirakan semakin melonggarkan kebijakan moneternya.
Perkembangan konflik kawasan Teluk, ketegangan tetap tinggi di sekitar Selat Hormuz, jalur minyak paling penting di dunia, karena Iran menolak untuk melepaskan kapal tanker berbendera Inggris yang direbutnya tetapi memberikan akses konsuler India kepada 18 anggota awak India. Denmark menyambut proposal pemerintah Inggris untuk misi angkatan laut yang dipimpin Eropa untuk memastikan pengiriman yang aman melalui selat.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang


