Fed Ikut Kecewakan Pasar Minyak di Asia, Harga Turun Signifikan

611

(Vibiznews-Commodity) – Harga minyak mentah akhir perdagangan sesi Asia hari Kamis (01/08)  menurun untuk pertama kalinya setelah  enam hari bullish, setelah Federal Reserve AS mengurangi harapan untuk serangkaian pemotongan suku bunga dan juga pembicaraan China-AS berakhir tanpa kemajuan nyata menuju penyelesaian sengketa perdagangan yang pahit.

Harga minyak mentah berjangka yang merupakan acuan internasional atau minyak mentah Brent turun 72 sen, atau 1,10%, menjadi $ 64,43 per barel, setelah turun lebih dari $1 pada awal sesi. Demikian juga dengan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 68 sen, atau 1,16%, menjadi $ 58,01 per barel, setelah turun lebih dari $1 sebelumnya.

Harga minyak tidak mampu terangkat meskipun EIA laporkan penurunan yang lebih besar dari perkiraan persediaan minyak di AS dan penurunan produksi minyak mentah di antara anggota OPEC, bersama dengan Libya yang memangkas ekspor. Tetapi EIA laporkan output AS naik di pasar yang tetap dipasok dengan baik.

Federal Reserve telah memotong suku bunganya, tetapi Ketua Fed mengatakan langkah ini mungkin bukan awal dari serangkaian panjang pemotongan suku bunga yang dapat menopang perekonomian global terhadap risiko yang terjadi. Fed mengecewakan pasar minyak di karenakan pasokan berlimpah dan pertumbuhan permintaan menunjukkan penurunan secara global karena konflik perdagangan, Brexit dan peristiwa lainnya yang cenderung berpotensi melemahkan pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, negosiator dari Amerika Serikat dan Cina, dua ekonomi terbesar di dunia, mengakhiri putaran pembicaraan perdagangan pada hari Rabu tanpa terlihat tanda-tanda kemajuan dan menunda pertemuan mereka berikutnya hingga bulan September.

Sebagai informasi, persediaan minyak mentah turun 8,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 26 Juli, jauh melebihi ekspektasi analis untuk penurunan 2,6 juta barel. Tetapi output melambung menjadi 12,2 juta barel per hari (bph), mendekati level baru-baru ini, dari 11,3 juta bph pada minggu sebelumnya.

Untuk perdagangan selanjutnya secara teknikal menurut analyst Vibiz research Center, harga minyak WTI diperkirakan berusaha mendaki ke posisi resisten  58.30 – 59.75. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan turun ke posisi support 57.25 – 56.31.

 

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting  
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here