(Vibiznews-Commodity) – Harga minyak mentah Amerika terjun dari posisi tertinggi 2 pekan yang dicapai saat sesi Eropa sekalipun terdapat khabar yang menggembirakan dari EIA dan juga Federal Reserve. Namun untuk minyak Brent justru alami penguatan setelah EIA laporkan terjadi penurunan dalam pasokan minyak mentah Amerika dan Fed umumkan memangkas suku bunganya 25 bps untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.
Harga minyak mentah berjangka yang merupakan acuan internasional atau minyak mentah Brent kontrak bulan Agustus yang berakhir beberapa saat lalu Kamis (01/08) naik 33 sen atau 0,51 persen menjadi $65,05 per barel. Namun secara bulanan, minyak Brent pada bulan Agustus membukukan penurunan bulanan 2,1%.
Namun untuk harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS anjlok 16 sen atau 0,28 persen menjadi $ 57,98 per barel setelah sempat mendaki ke posisi $59.77. Dan pada bulan Agustus anjlok sekitar 1% lebih setelah naik tipis 0,2% pada Juli.
EIA melaporkan pasokan minyak mentah AS turun selama tujuh minggu berturut-turut, merosot 8,5 juta barel pekan lalu, jauh melebihi ekspektasi analis untuk penurunan 2,6 juta barel. Persediaan minyak mentah AS tidak termasuk cadangan minyak strategis sebanyak 436,5 juta barel, berada di rata-rata lima tahun untuk tahun ini.
Penurunan terjadi meskipun produksi lepas pantai dimulai kembali setelah Badai Barry berkurang, dengan output rebound menjadi 12,2 juta barel per hari, dekat level baru-baru ini, dari 11,3 juta barel per hari seminggu sebelumnya. EIA juga laporkan stok bensin turun 1,8 juta barel, sementara stok sulingan menyusut sebesar 894.000 barel.
Dalam laporan terpisah, EIA (Energy Info Administration) mengatakan output minyak mentah AS pada bulan Mei turun dari rekor tertinggi bulanan, turun 26.000 barel per hari menjadi 12,11 juta barel per hari.
Minyak WTI anjlok di tengah sentimen penurunan pasokan minyak AS terjadi merespon sikap pasar yang kecewa terhadap komentar Jerome Powell usai umumkan pemangkasan suku bunganya sebesar 25 bps. Powell sampaikan penurunan suku bunga sekarang bukanlah suatu awal dari trend penurunan selanjutnya.
Untuk perdagangan selanjutnya secara teknikal menurut analyst Vibiz research Center, harga minyak WTI diperkirakan akan rebound dan mendaki ke posisi resisten 59.10 – 60.25. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan turun ke posisi support 57.25 – 56.31.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang



