(Vibiznews-Commodity) – Mengakhiri perdagangan komoditas sesi Amerika Jumat (02/08) dini hari, Harga minyak mentah anjlok cukup parah bahkan merupakan perdagangan yang terburuk dalam 4 tahun perdagangan terakhir sejak Februari 2016. Baik harga minyak Brent ataupun WTI sama-sama anjlok lebih dari 5 persen ke posisi harga terendah dalam 7 pekan.
Parahnya perdagangan minyak mentah semalam dipicu oleh rangkaian postingan twitter Presiden AS Donald Trump yang memanaskan kondisi perang dagang AS-China. Hal ini dapat membahayakan permintaan minyak global karena akibat perang yang sudah berlangsung setahun lebih ini melemahkan kondisi pertumbuhan ekonomi negara konsumen minyak.
Harga minyak mentah berjangka acuan internasional atau minyak Brent ditutup turun lebih dari 6% menjadi $60,67 per barel. Harga ini merupakan harga terendah sejak tanggal 13 Juni 2019. Demikian juga harga minyak mentah berjangka AS atau minyak WTI ditutup turun 7,9% menjadi $53,95 per barel, yang merupakan harga terendah sejak tanggal 19 Juni 2019.
Presiden Donald Trump dalam postingan di akun twitternya, mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif 10 persen pada sisa impor Cina senilai $300 miliar. Trump mengungkapkan rencana itu tak lama setelah Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin menyelesaikan putaran terakhir pembicaraan perdagangan di Shanghai.
Lihat: Perang Dagang AS-China Memanas Setelah Postingan Twitter Presiden Trump
Harga minyak mentah yang sudah rally 5 hari berturut, mulai terpangkas merespon komentar Ketua Fed Jerome Powell tidak mengisyaratkan adanya siklus pelonggaran yang dalam setelah Federal Reserve umumkan suku bunga sekarang dipangkas 25 bps.
Untuk perdagangan selanjutnya secara teknikal menurut analyst Vibiz research Center, harga minyak WTI diperkirakan berusaha mendaki ke posisi resisten 57.00 – 58.75. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan turun ke posisi support 52.70 – 51.33.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang