(Vibiznews-Market Mover) Minggu lalu devaluasi mata uang Cina Yuan telah meningkatkan perang dagang dan bertambahnya bank sentral yang melakukan kebijakan pelonggaran membuat dolar AS bergerak turun naik.
Cina menyerang AS balik tidak dengan tarif, tapi dengan membiarkan Yuan jatuh. Bank sentral Cina menetapkan nilai tukar mata uangnya Yuan dengan dolar AS sebesar 7.0211, diatas level 7 yang dianggap problematik oleh Amerika Serikat.
Eskalasi dari perang dagang menjadi perang mata uang terang-terangan telah membebani pasar global, sehingga beralih ke obligasi pemerintah , emas dan mata uang Yen, yang telah menaikkan spekulasi akan pemangkasan tingkat suku bunga oleh the Fed yang berikutnya. Hal ini telah membebani dolar AS terhadap Yen dan euro namun tidak terhadap mata uang berbasiskan komoditi.
RBNZ memangkas tingkat bunganya sebanyak 50 bp, memukul kiwi. Jatuhnya harga minyak menghantam loonie. Sementara poundsterling hanya pulih sebentar saja.
Metal berharga emas mengalami kenaikan karena lingkungan pasar yang sangat mendukung dari meningkatnya resiko ketegangan geopolitik dan kekuatiran akan perlambatan pertumbuhan perekonomian global yang mengakibatkan tanda-tanda pelonggaran kebijakan moneter berupa uang-mudah yang akan datang dari bank sentral utama dunia. Harga emas naik tinggi melewati $1,500 per troy ons, setelah pemerintah Cina membiarkan Yuan naik diatas 7 untuk pertamakali di dalam lebih daripada 1 dekade, menyebarkan ketakutan bahwa perang dagang AS-Cina telah berevolusi menjadi perang matauang.
BAGAIMANA DENGAN MINGGU INI?
Pertikaian Perdagangan & Ekspektasi Tingkat Suku Bunga
Pertikaian perdagangan antara AS dengan Cina masih merupakan sentral penggerak pasar yang utama namun pergerakan dolar AS selanjutnya yang akan mempengaruhi pergerakan forex dan komoditi yang berbasiskan dolar AS juga tergantung kepada data ekonomi yang akan keluar dari Amerika Serikat.
Perhatian pasar akan banyak berpusat pada retorika perang dagang AS-Cina pada minggu ini dengan beberapa tenggat waktu yang penting bergerak mendekat yang bisa membuat konflik antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini semakin bertambah buruk.
Salah satu dari tenggat waktu pertikaian perdagangan AS – Cina yang akan segera tiba adalah pada tanggal 20 Agustus dimana perpanjangan waktu yang diberikan kepada “supplier” AS untuk berurusan dengan Huawei berakhir. Ada kemungkinan besar tidak akan diperbaharui dan ketengganan perdagangan akan mengalami eskalasi.
Para trader juga akan memperhatikan dengan seksama setiap tweet dari Presiden AS Donald Trump dan respon dari Cina.
Pada Selasa malam muncul laporan baru mengenai rencana AS untuk menunda mengenakan tarif tambahan yang baru atas barang-barang impor dari Cina. Pejabat perdagangan AS mengatakan bahwa beberapa dari tarif yang baru tidak akan berlaku efektif sampai pertengahan bulan Desember, menambahkan bahwa kedua belah pihak akan menyelesaikan negosiasi perdagangan di dalam beberapa minggu yang akan datang. Pasar membaca berita ini sebagai langkah yang positip, termasuk kemungkinan AS bermain mata dengan Cina. Namun, setelah di refleksi lebih jauh pasar sekarang memandang ini sebagai suatu hal yang positip bagi negosiasi yang sedang berlangsung, namun kemungkinan bukanlah suatu terobosan atas permasalahan.
Perang dagang tidak akan bisa diselesaikan kapan saja dengan segera yang berarti sentimen anti resiko akan terus menguasai pasar.
Pengaruh perang dagang ini sangat besar terhadap kebijakan pelonggaran keuangan dari the Fed. Keluarkan perang dagang dari perhitungan persamaan (equation) maka tidak akan ada yang membicarakan mengenai pelonggaran oleh the Fed dan imbal hasil obligasi 10 tahun akan naik paling tidak 50 bps.
Ekspketasi pemangkasan tingkat bunga oleh the Fed juga memainkan bagian yang besar di dalam menggerakkan harga emas naik. Pasar memperhitungakn pemangkasan tingkat suku bunga pada bulan September sebanyak 100% pada saat ini, 87% pada bulan Desember dan 70% pada bulan Maret. Hal ini akan membawa tingkat bunga benchmark AS turun ke 1%.
Emas telah bergerak naik sangat besar di dalam beberapa bulan yang lalu dan kelihatannya sedang berlari ke suatu “resistance” yang akan membuatnya turun. Rally emas belum berakhir namun emas sekarang kelihatannya ingin beristirahat dan mengambil keuntungannya belakangan ini.
Pada kondisi pasar yang seperti ini sepertinya tidak ada yang mau membeli emas karena sudah sangat “overbought”, namun tidak juga ada yang mau menjadi orang pertama yang menjual.
CPI, Penjualan Ritel & Sentimen Konsumen AS
Data-data ekonomi AS penggerak pasar yang akan keluar pada minggu ini antara lain adalah data inflasi AS yang diukur oleh Consumer Price Index (CPI) yang akan keluar pada hari Selasa malam dan Penjualan Ritel pada hari Kamis dan Sentimen Konsumen pada hari Jumat. Setiap kekecewaan yang timbul dari data ekonomi AS yang keluar akan membantu pergerakan naik harga emas karena akan memicu orang untuk berpikir bahwa the Fed akan harus menurunkan tingkat bunga yang “real” agar supaya bisa menaikkan inflasi dan terus menunjang pertumbuhan ekonomi domestik AS.
Federal Reserve memangkas tingkat bunga disebabkan dua alasan utama – ketegangan perdagangan dan inflasi yang lemah. Alasan inflasi dites minggu ini. CPI naik pada laporan bulan Juli sebesar 0.3% sesuai dengan yang diperkirakan dibandingkan dengan 0.1% pada bulan Juni. CPI inti sama dengan bulan lalu sebesar 0.3%, lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebesar 0.2%.
Setiap deviasi 0,1% akan memberikan dampak yang signifkan terhadap semua pasar.
Ekonomi AS berpusat disekitar konsumsi dan ini telah menjadi sumber pertumbuhan yang substansial belakangan ini. Penjualan ritel diperkirakan menurun pada laporan bulan Juli sebesar 0.3% dibandingkan dengan 0.4% pada bulan Juni. Penjualan inti diperkirakan hanya naik 0.4% dibandingkan dengan 0.7% pada bulan Juni.
Sentimen konsumen AS dianggap sebagai ukuran konsumsi yang akan datang. Setelah membukukan angka 98.4 pada rilis final bulan Juni, angka awal dari Universitas Michigan untuk sentimen konsumen AS bulan Agustus diperkirakan turun menjadi 97.2.
Data ekonomi Cina, termasuk produksi industri dan penjualan eceran, akan menjadi kritikal dalam hal terlihat bagaimana kondisi ekonomi Cina di dalam /ditengah ketegangan perdagangan.
PENGARUH TERHADAP PERGERAKAN HARGA FOREX DAN KOMODITI
Ketegangan perang dagang yang diyakini masih akan berlangsung lama dan bahkan bereskalasi telah meningkatkan kemungkinan the Fed kembali akan memangkas tingkat suku bunga pada pertemuan bulan September. Spekulasi ini memberikan tekanan terhadap dolar AS secara signifikan yang akan mengakibatkan harga emas kembali akan mengalami kenaikan meskipun secara jangka pendek bisa mengalami koreksi terlebih dahulu karena posisi yang sudah sangat “overbought”. Namun, berita yang baru mengenai penundaan sebagian tarif membuat dolar AS mengalami kenaikan sehingga harga emas sempat turun sebelum akhirnya naik kembali sebagian.
Sementara itu dengan naiknya dolar AS, pasangan matauang EUR/USD dan GBP/USD mengalami penurunan dan bisa semakin turun dengan kekuatiran akan Brexit bagi GBP/USD dan kemungkinan pemangkasan tingkat suku bunga oleh bank sentral Eropa (ECB) bagi EUR/USD.
Kenaikan dolar AS bertambah dengan bagusnya data inflasi CPI AS, sementara prediksi buruknya data Penjualan Ritel dan data Sentimen Konsumen bisa menahan kenaikan dolar AS dan dengan demikian memberikan peluang kenaikan harga emas dan pasangan matauang EUR/USD & GBP/USD.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido