(Vibiznews-Commodity) – Mengakhiri perdagangan komoditas sesi Amerika Rabu dini hari (21/08), harga minyak mentah dunia terpantau mixed dengan minyak acuan internasional menguat moderat dan minyak WTI Amerika retreat dari puncak tinggi 4 hari. Tekanan harga minyak kembali datang dari kekhawatiran atas permintaan di masa depan dengan indikasi penurunan imbal hasil obligasi AS.
Harga minyak sempat mendaki ke harga tertinggi 4 hari oleh optimisme ketegangan perdagangan AS dan Cina akan mereda dan berharap ekonomi utama dunia akan mengambil langkah-langkah stimulus untuk menangkal kemungkinan perlambatan ekonomi.
Harga minyak mentah yang menjadi acuan internasional atau minyak Brent naik 0,5 persen menjadi $60.08 per barel, setelah sempat naik ke posisi tinggi $60.34 per barel. Namun harga minyak mentah AS turun 0,08 persen menjadi $ 56,10 per barel, setelah sempat mendaki ke posisi $56.47. Kedua kontrak telah diperdagangkan lebih rendah di awal sesi.
Tekanan terhadap harga minyak dipicu oleh anjloknya kembali imbal hasil obligasi AS yang memberikan sinyal kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global, sehingga akan mengganggu permintaan minyak global.
Sentimen positif awal sesi datang dari berita Amerika Serikat akan memperpanjang penangguhan hukuman yang memungkinkan China Huawei Technologies untuk membeli komponen dari perusahaan AS, yang menandakan sedikit pelunakan dari konflik perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Kekhawatiran atas keseluruhan tingkat permintaan minyak terus membebani harga minyak mentah. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun 2019 sebesar 40.000 barel per hari (bph) menjadi 1,10 juta barel per hari dan mengindikasikan pasar akan mengalami sedikit surplus pada tahun 2020.
Untuk perdagangan selanjutnya secara teknikal menurut analyst Vibiz research Center, harga minyak WTI diperkirakan berusaha mendaki ke posisi resisten 56.40 – 57.15. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan turun ke posisi support 55.00 – 54.80.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang


