(Vibiznews-Commodity) – Mengakhiri perdagangan komoditas sesi Amerika Kamis dini hari (22/08), harga minyak mentah acuan internasional menguat kembali setelah perdagangan sebelumnya alami profit taking. Namun untuk harga minyak berjangka Amerika masih berada dalam pelemahan.
Kekuatan harga minyak acuan internasional tersebut didapat dari data pemerintah AS yang menunjukkan penurunan dalam stok minyak mentah domestik tetapi naik dalam persediaan produk olahan, sementara itu kekhawatiran tentang ekonomi global masih membebani pasar.
Harga minyak mentah Brent atau minyak berjangka acuan internasional naik 0,42% menjadi $60,28 per barel, turun dari posisi tinggi sepekan pada $ 61,41 yang dicapai pada sesi Eropa. Namun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,8% menjadi $ 55,71 per barel, setelah sempat mencapai posisi $ 57,13 per barel.
Posisi tinggi harga minyak terpangkas setelah data dari Administrasi Informasi Energi (EIA) menunjukkan peningkatan yang lebih besar dari yang diperkirakan dalam persediaan bahan bakar AS pekan lalu. Dimana stok bensin naik 312.000 barel, sementara pasokan distilasi tumbuh 2,6 juta barel. Stok minyak mentah turun 2,7 juta barel, penarikan lebih besar dari 1,9 juta barel yang diperkirakan para analis.
Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran tetap menjadi fokus. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa jika ekspor minyak Iran dipotong menjadi nol, jalur air internasional tidak akan memiliki keamanan yang sama seperti sebelumnya, memperingatkan Washington terhadap tekanan pengetatan pada Teheran.
Komentar itu bertepatan dengan komentar Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif bahwa Teheran mungkin bertindak tidak terduga dalam menanggapi kebijakan AS. di bawah Presiden Donald Trump.
Analyst melihat ketidakpastian atas prospek ekonomi global di tengah perang perdagangan AS-Tiongkok membatasi kenaikan harga di pasar minyak. Untuk perdagangan selanjutnya secara teknikal menurut analyst Vibiz research Center, harga minyak WTI diperkirakan berusaha mendaki ke posisi resisten 56.60 – 57.15. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan turun ke posisi support 55.00 – 54.80.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang



