(Vibiznews-Commodity) – Mengakhiri perdagangan komoditas sesi Amerika Jumat dini hari (23/08), harga minyak mentah acuan internasional retreat dari keuntungan 2 hari berturut. Harga tergelincir lemah karena kekhawatiran tentang ekonomi global membebani serta anjloknya bursa saham global oleh ketidakpastian atas prospek pemotongan suku bunga AS membuat investor gelisah.
Harga minyak mentah Brent yang juga harga minyak acuan internasional anjlok 39 sen atau sekitar 0.6 persen pada posisi $59,91. Demikian harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 0,66 persen atau 33 sen pada posisi $55,35.
Investor sedang menunggu pidato dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Jumat di Jackson Hole, Wyoming, yang dapat menunjukkan apakah bank sentral AS akan terus menurunkan suku bunga.
Saham AS berbalik lebih rendah pada hari Kamis sebagai kontraksi pertama di sektor manufaktur dalam hampir satu dekade dan setelah Presiden Federal Reserve Bank Philadelphia Patrick Harker mengatakan pada hari Kamis bahwa ia tidak melihat kasus untuk stimulus tambahan. Demikian juga Presiden Fed Kansas City Esther George mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg TV bahwa ia akan senang untuk posisi suku bunga pada level saat ini.
Pidato Jackson Hole penting untuk minyak karena sinyal dari Fed tentang pelonggaran moneter mempengaruhi dolar AS. Mata uang AS yang lebih lemah cenderung mendukung harga minyak, dan dolar melemah pada hari Kamis terhadap beberapa rival utamanya.
Namun, harga Brent naik sekitar 13% tahun ini, didukung oleh pemotongan pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, dan pemotongan ekspor yang mempengaruhi Iran dan Venezuela yang berada di bawah sanksi AS.
Iran mengancam pada hari Rabu jika ekspor minyaknya dipotong ke nol, jalur air internasional tidak akan memiliki keamanan yang sama seperti sebelumnya, memperingatkan Washington terhadap peningkatan tekanan pada Teheran.
Terdapat sentimen positif untuk harga tinggi, dimana persediaan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk minyak mentah AS turun sekitar 1,5 juta barel antara Jumat dan Selasa menurut survey Genscape. Stok di pusat penyimpanan telah turun selama tujuh minggu berturut-turut, menurut data pemerintah.
Untuk perdagangan selanjutnya secara teknikal menurut analyst Vibiz research Center, harga minyak WTI diperkirakan berusaha mendaki ke posisi resisten 56.60 – 57.15. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan turun ke posisi support 54.80 – 53.50.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang