(Vibiznews-Commodity) – Harga minyak mentah acuan internasional yang dibuka sangat lemah hingga terjun ke posisi terendah 2 pekan pada perdagangan sesi Asia hari Senin (26/08), berusaha bergerak kuat merespon berita terbaru yang positif terkait perang dagang AS-China.
Harga minyak mentah pada awalnya tertekan berita Presiden AS Trump mengumumkan bahwa AS akan menaikkan pungutan yang dikenakan atas $250 miliar barang Tiongkok dari 25% saat ini menjadi 30%, mulai dari 1 Oktober. Selanjutnya, sisa barang-barang Tiongkok senilai $300 miliar tersisa akan dikenakan pajak sebesar 15% mulai dari 1 September. Keputusan Presiden Trump untuk menaikkan tarif didahului oleh keputusan China untuk mengenakan tarif tambahan 10 persen atas ekspor AS senilai $75 miliar.
Namun berita terbaru Wakil Perdana Menteri China Liu He mengatakan China bersedia untuk menyelesaikan masalah perdagangan dengan AS melalui negosiasi, memberikan kelegaan bagi pasar minyak mentah berjangka.
Harga minyak mentah Brent atau minyak berjangka acuan internasional turun 1,01% atau 62 sen menjadi $58,83 per barel, setelah sebelumnya menyentuh $ 58,24, terendah sejak 15 Agustus. Demikian harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,22% atau 64 sen menjadi $53,52 per barel, setelah sebelumnya jatuh ke $ 52,96, terendah sejak 9 Agustus.
Untuk perdagangan selanjutnya secara teknikal menurut analyst Vibiz research Center, harga minyak WTI diperkirakan berusaha mendaki ke posisi resisten 55.00 – 56.15. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan turun ke posisi support 52.50 – 51.80.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang


