(Vibiznews-Commodity) – Departemen Energy Amerika Serikat melaporkan pasokan minyak mentah mingguan yang merosot dibandingkan pasokan pekan sebelumnya dan juga ekspektasi pasar. Laporan ini membuat harga minyak internasional melanjutkan kenaikan harga sebelumnya.
Harga minyak jadi naik lebih dari 1% oleh sentimen penurunan tajam dalam stok minyak mentah AS, yang membantu meredakan kekhawatiran tentang melemahnya permintaan minyak yang disebabkan oleh perang perdagangan antara Washington dan Beijing.
Harga minyak mentah berjangka Brent yang juga sebagai harga acuan internasional naik 1,7% menjadi $ 60,52 per barel. Demikian juga harga minyak mentah berjangka Amerika atau biasa disebut minyak WTI naik 1,5%, menjadi $ 55,75 per barel.
Meskipun dua tolok ukur harga minyak ini mencatat kenaikan harian terbesar mereka dalam sebelas sesi, namun secara bulanan mereka menuju kerugian bulanan masing-masing sekitar 7% dan 4%, terbebani oleh hambatan perdagangan antara dua konsumen minyak terbesar dunia.
Laporan EIA menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun minggu lalu sebesar 10 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk penurunan 2,1 juta barel, karena impor melambat. Stok bensin turun 2,1 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk penurunan 388.000 barel.
Harga minyak mentah telah jatuh sekitar seperlima dari tertinggi tahun 2019 yang dicapai pada bulan April, sebagian karena kekhawatiran bahwa perang perdagangan merugikan ekonomi global dan dapat mengurangi permintaan minyak.
Morgan Stanley pada hari Rabu menurunkan prospek harga untuk sisa tahun ini untuk Brent menjadi sekitar $ 60 per barel dari $ 65 dan untuk minyak mentah AS atau WTI menjadi $ 55 per barel dari $ 58 karena menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan untuk tahun ini dan berikutnya.
Untuk perdagangan selanjutnya secara teknikal menurut analyst Vibiz research Center, harga minyak WTI diperkirakan berusaha mendaki ke posisi resisten 56.80 – 57.45. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan turun ke posisi support 54.18 – 53.00.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang