(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit turun akibat persediaan meningkat karena puncak produksi sawit berlangsung di bulan Oktober -Nopember dan ekspor ke India berkurang.
Harga minyak sawit turun 10 ringgit menjadi 2,213 ringgit per ton.
Harga minyak sawit turun karena persediaan di perkirakan akan meningkat di semester ke dua 2019 karena musim panen di siklus produksi tahunan dan India menaikkan bea masuk import atas kelapa sawit.
Peningkatan produksi memuncak di bulan Oktober/ Nopember 2019 dan turunnya ekspor ke India setelah naiknya bea masuk membuat persediaan meningkat di semester kedua.
Di bulan September diperkirakan produksi meningkat 8.9% dari bulan lalu menjadi 1.98 juta metric ton sedangkan ekspor turun 8.2% dari bulan lalu menjadi 1.59 juta metric ton.
Pedagang besar minyak sawit Malaysia akan mengurangi pembelian selama beberapa bulan ke depan dan efek kenaikan dari pajak impor India akan terjadi bulan depan.
India adalah Negara tujuan ekspor minyak sawit Malaysia yang terbesar 28% dari total ekspor minyak Malaysia.
Pada bulan lalu ekspor meningkat karena peningkatan permintaan India pada saat bea masuk masih rendah, ini menyebabkan harga minyak sawit lokal di India kalah bersaing dengan harga minyak sawit dari Malaysia. Hal ini memicu pemerintah India menaikkan pajak impor sejak bulan September selama enam bulan akibatnya pada semester kedua diperkirakan ekspor ke India akan turun.
Tehnikal analisis untuk minyak sawit support pertama di 2,122 ringgit, berikutnya ke 2,072 ringgit sedangkan resistant pertama di 2,233 ringgit dan berikut ke 2,244 ringgit.
Loni T/ Analyst Vibiz Research Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido