(Vibiznews – Commodity) Harga CPO Desember naik karena ekspor minyak sawit dua minggu pertama Oktober masih naik namun produksinya menurun.
Harga CPO Desember di Bursa Malaysia Derivatives naik 61 ringgit menjadi 2,246 ringgit per ton. Harga CPO Oktober di pasar fisik turun 24 ringgit menjadi 2,106 ringgit per ton.
Volume transaksi mingguan sebesar 228,164 lot dari 170,974 lot pada minggu sebelumnya dan posisi terbuka naik menjadi 239,342 kontrak dari 226,076 kontrak minggu sebelumnya
Harga CPO diperkirakan trennya akan turun antara 2,080 sampai 2,100 ringgit per ton pada minggu ini karena ketakutan akan adanya pembatasa impor dari India.
India adalah pengimpor terbesar dari minyak nabati, dan minyak sawit adalah minyak nabati yang termurah. India berencana untuk mengalihkan pembelian minyak sawit dari Malaysia ke Indonesia, karena India tersinggung dengan pidato PM Malaysia tentang penyerangan India terhadap Jammu dan Kashmir. Sekarang PM Malaysia melakukan diplomasi dengan mendorong pembelian gula dan daging dari India lebih besar sehingga India tidak mengalihkan impor minyak sawitnya.
Selama minggu lalu harga CPO sideways karena berita tentang impor India dan pengharapan ekspor kembali meningkat dan turunnya produksi.
Laporan ekspor untuk 15 hari pertama bulan Oktober 2019 meningkat menjadi 684,907 ton dari 669,907 ton pada bulan sebelumnya. Produksi minyak sawit Malaysia diperkirakan turun pada 2019 menjadi 20 juta ton dari 20.3 juta ton perkiraan sebelumnya.
Di dalam proposal Budget 2020 diperlihatkan bahwa perkebunan sawit akan berdampak positif karena penerapan biodiesel B20 yang akan menyerap 10-15% dari produksi CPO Malaysia, sehingga dapat menaikkan harga dan mengurangi dampak dari pembatasan impor Eropa. Permintaan dari minyak sawit naik karena penurunan pajak ekspor.
Untuk melakukan penanaman kembali tanaman sawit pemerintah memberikan kredit untuk membiayai penanaman kembali tanaman sawit sehingga beban petani menjadi ringan.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di 2,140 ringgit dan berikut ke 2,027 ringgit sedangkan resistant pertama di $2,280 dan berikut ke $2,393.
Loni T / Analyst Vibiz Research Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido