Fokus BEI, Pengembangan Penyelenggara Pasar Alternatif, Produk Dan Layanan Kebursaan pada 2020

995

(Vibiznews – IDX Stocks) – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku salah satu Self-Regulatory Organization (SRO) terus berupaya untuk fokus dalam mengembangkan variasi layanan dan produk untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas Perusahaan Tercatat serta peran dan kapasitas Anggota Bursa dalam menyambut tahun 2020. Serangkaian inisiatif akan direalisasikan oleh BEI dengan mempertimbangkan beberapa asumsi indikator makroekonomi yang disampaikan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2020 yang telah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Fokus BEI pada tahun 2020 adalah Pengembangan Penyelenggara Pasar Alternatif (PPA) dan Pengembangan Produk serta Layanan Kebursaan. Sebagai tahap awal, BEI akan berupaya pada pengembangan perdagangan obligasi yang dikembangkan melalui platform ETP baru. Fokus pengembangan produk meliputi optimalisasi produk derivatif (Waran Terstruktur, index futures, dan single stock futures) dan optimalisasi perdagangan ETF, serta pengembangan layanan kebursaan lainnya meliputi: 1) dukungan pengembangan sistem penawaran umum elektronik (e-IPO) OJK; 2) dukungan pengembangan Securities Lending and Borrowing (SLB) KPEI; 3) pengembangan klasifikasi industri baru (Indonesia Stock Exchange Industrial Classification/IDXIC) berdasarkan produk atau eksposur pasar Perusahaan Tercatat untuk menggantikan klasifikasi industri saat ini (Jakarta Stock Industrial Classification/JASICA) yang masih berdasarkan aktivitas ekonomi; 4) penyesuaian mekanisme pre-closing untuk mengurangi volatilitas harga saham pada saat penutupan; 5) peningkatan teknologi sistem perdagangan untuk mempercepat order routing dan kompabilitas dengan sistem pada bursa global; serta 6) peningkatan efisiensi pengembangan sistem perdagangan.

BEI menargetkan 76 Pencatatan Efek Baru di RKAT 2020 yang terdiri atas saham, obligasi korporasi, EBA, ETF, DIRE, dan DINFRA. Target tersebut dicapai melalui penyelenggaraan sosialisasi, workshop, dan one-on-one meeting kepada perusahaan potensial baik dari perusahaan swasta maupun anak usaha BUMN dan BUMD, serta pengembangan regulasi dan sistem yang mendukung kemudahan pencatatan efek bagi calon Perusahaan Tercatat.

BEI terus mendukung penguatan Anggota Bursa (AB) melalui kerja sama sosialisasi publik untuk meningkatkan jumlah investor. Untuk mendukung AB dalam meningkatkan layanan bagi investor, BEI mendukung layanan Securities & Lending Borrowing (SLB) yang ditawarkan oleh PT KPEI, pendanaan efek bagi investor melalui

PT Pendanaan Efek Indonesia, serta perluasan bisnis AB melalui Perusahaan Efek Daerah untuk dapat memperluas basis investor di daerah-daerah.

BEI mengasumsikan rata-rata nilai transaksi harian saham (RNTH) pada RKAT 2020 sebesar Rp9,5 triliun atau meningkat dari asumsi RKAT 2019-Revisi sebesar Rp9,25 triliun. Hal ini didasarkan pada dampak program-program pengembangan pasar oleh seluruh pelaku Pasar Modal Indonesia, di antaranya: 1) proyek Penyelesaian Transaksi T+2 pada 26 Nov 2018; 2) pelaksanaan sosialisasi dan edukasi pasar modal kepada masyarakat yang mencapai 5.000 kegiatan setiap tahunnya di 29 Kantor Perwakilan dan 434 Galeri Investasi di seluruh Indonesia; 3) peningkatan perlindungan investor melalui Notasi Khusus pada Kode Saham, peningkatan kemudahan pelaporan Keterbukaan Informasi melalui integrasi Sarana Pelaporan Elektronik OJK dan BEI bagi Emiten dan Perusahaan Publik, serta peningkatan pengawasan transaksi efek di Bursa; 4) peluncuran produk-produk baru seperti Derivatif, Waran Terstruktur, dan Indeks (IDX Value30 dan IDX Growth30); serta 5) peningkatan kemudahan akses penggalangan dana kepada calon emiten melalui sistem e-Registration (Pencatatan Efek Elektronik), e-IPO (Penawaran Umum Elektronik), dan Papan Akselerasi bagi perusahaan skala Kecil dan Menengah untuk penggalangan dana maksimal Rp250 miliar.

Memperhatikan seluruh target dan rencana kegiatan BEI di tahun 2020, BEI memproyeksikan Total Pendapatan yang akan diperoleh adalah sebesar Rp1,18 triliun atau meningkat 1,71% dibandingkan Total Pendapatan RKAT 2019-Revisi senilai Rp1,16 triliun. Proyeksi atas Biaya Usaha BEI untuk tahun 2020 adalah sebesar Rp1,02 triliun sehingga Laba Sebelum Pajak menjadi Rp160,54 miliar. Setelah dikurangi Estimasi Beban Pajak sebesar Rp59,19 miliar maka perkiraan perolehan Laba Bersih BEI di tahun 2020 adalah sebesar Rp101,36 miliar.

Total Aset BEI pada 2020 diproyeksikan sebesar Rp3 triliun atau naik 17,30% dari RKAT 2019-Revisi yang berjumlah Rp2,56 triliun. Adapun Saldo Akhir Kas dan Setara Kas (termasuk investasi jangka pendek) di 2020 diproyeksikan mencapai Rp1,34 triliun.

RUPSLB BEI hari ini dihadiri oleh 105 pemegang saham dari 105 Anggota Bursa aktif atau sebanyak 100% dari jumlah pemegang saham yang memiliki hak suara. Selain telah disetujuinya RKAT 2020, pemegang saham juga secara aklamasi menyetujui agenda RUPSLB BEI.

Selasti Panjaitan/Vibiznews
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here