(Vibiznews – commodity) – Harga minyak sawit naik kembali karena permintaan lokal akan meningkat untuk biodiesel.
Pada hari Jumat harga minyak sawit naik 14 ringgit menjadi 2,398 ringgit per ton, tertinggi sejak Juni 2018 di harga 2,402 ringgit
Tahun lalu total penjualan Malaysia ke India naik 2.2% menjadi 62.76 milyar ringgit dari 61.38 milyar di tahun 2017.
Selama Sembilan bulan pertama tahun 2019 Malaysia mengekspor 3.91 juta ton minyak sawit ke India, 107% lebih tinggi dari 1.89 juta ton pada tahun lalu, menurut MPOB.
Menurut pengamatan pasar, pedagang India sekarang membeli minyak sawit dari Indonesia setelah para importer dari India melarang impor minyak sawit dari Malaysia, karena protes terhadap pidato PM Malaysia di PBB mengenai keterlibatan India di konflik Kashmir.
Karena belum ada pengarahan dari pemerintah India untuk menghentikan impor minyak sawit dari India , para pengusaha minyak sawit Malaysia masih berharap tidak ada pengurangan impor India.
Mereka berharap ekspor minyak sawit ke India tidak berkurang di bulan Nopember dan Desember. Pengaruh pengurangan ekspor ke India ini dalam jangka pendek tidak terasa, namun jika ekspor berkurang akan ada penumpukan persediaan,
Perpindahan permintaan India ke Indonesia akan mempengaruhi persediaan Indonesia, apalagi Indonesia harus dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri B30 pada tahun 2020, namun apabila terjadi kekurangan persediaan maka atas perjanjian bersama kembali bisa mengambil persediaan minyak sawit Malaysia.
Dua negara produsen minyak sawit yang terbesar di dunia Indonesia dan Malaysia merupakan 87% supplier minyak sawit global membuat pasar duopoly dalam hampir semua pergerakan minyak nabati.
Indonesia produksi 33 juta ton perbulan sementara Malaysia produksi 19.5 juta ton. Produsen lainnya Thailand, Columbia dan Nigeria.
Minyak sawit memberikan kontribusi seperlima dari produksi minyak dunia, dan minyak sawit merupakan minyak nabati yang dipilih di pasar sehingga menjadi hal yang penting dalam industri. .
Seperti kasus dari India menghentikan impor minyak sawit dari Malaysia dan membeli dari Indonesia akibatnya Indonesia mengekspor 15,000 ton minyak sawit ekstra setiap hari.
Kenaikan permintaan atas minyak sawit Indonesia akan memperkecil perbedaan harga antara Indonesia dan Malaysia.
Sementara itu harus dipikirkan bahwa Malaysia dan Indonesia sedang mengadakan program biodiesel.
Malaysia sedang mengatur praktek penggunaan B20, yang akan meningkatkan permintaan dalam negeri menjadi 500,000 ton per tahun.
Sedangkan Indonesia mempraktekkan program B30 pada awal Januari 2020 untuk meningkatkan konsumsi domestik dan mengurangi impor minyak mentah. Pergerakan ini akan membuat total produksi biodiesel delapan juta tahun depan. Jakarta sekarang sudah memakai B20 dan berusaha untuk B50 pada tahun 2021.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support 2,340 ringgit dan berikut 2,320 ringgit sedangkan resistant pertama di 2,410 ringit, berikut ke 2,440 ringgit.
Loni T / Analyst Vibiz Learning Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido