(Vibiznews – Commodity ) – Harga minyak sawit naik mencapai tertinggi 19 bulan pada sesi tengah hari pada hari Kamis karena penguatan dari harga minyak nabati saingan dan peningkatan ekspor.
Harga minyak sawit Januari di Bursa Malaysia Derivatif Exchange naik 0.6% menjadi 2,512 ringgit ($601.68) per ton pada akhir sesi tengah hari . Harga sempat naik 0.9% pada awal sesi tertinggi sejak 2 Maret tahun lalu.
Ini adalah kelanjutan kenaikan dari rally tujuh sesi berurutan . Minggu lalu, terjadi lompatan harga tertinggi sejak tiga tahun lalu sejak minyak nabati saingan mencapai rekor tertingginya.
Kenaikan harga ini terjadi karena Meeting GAPKI, Indonesian Palm Association di Bali memberi dampak adanya peningkatan konsumsi minyak sawit karena penggunaan biofuel.
Salah satu faktor kenaikan harga minyak sawit karena pemerintah Indonesia dan Malaysia menetapkan penggunaan dari B20 di Malaysia dan B30 di Indonesia pada tahun depan sehingga permintaan biofuel dari Indonesia dan Malaysia akan meningkat, akibatnya konsumsi minyak sawit akan naik 1.3 juta ton dan menjadi 10 juta ton per tahun sehingga mengurangi kerugian ke dua negara akibat pembatasan ekspor minyak sawit Uni Eropa.
Konsumsi minyak sawit Indonesia sampai bulan Agustus 11.7 juta ton atau 44 % lebih tinggi dari tahun lalu pada periode yang sama. Peningkatan ini terjadi karena konsumsi domestik biodiesel meningkat 122% .
Kenaikan harga terhenti ketika terjadi penguatan ringgit 0.1% terhadap dolar pada hari Kamis, sehingga harga minyak sawit menjadi mahal bagi pembeli luar negeri.
Harga minyak sawit di Dalian Januari naik 0.7% sementara harga minyak kedelai turun 0.1%. Harga minyak kedelai di CBOT naik 0.2%.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit support pertama di 2,400 ringgit dan berikut ke 2,380 ringgit sedangkan resistant pertama di 2,520 ringgit dan berikut ke 2,540 ringgit.
Loni T / Analyst Vibiz Research Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido